Jakarta, NU Online
Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuqi Mustamar menjelasakan penyebab umat Islam di beberapa negara lain mengatakan memegang kecintaan mereka kepada Islam, tetapi pada saat bersamaan peperangan juga terjadi.
“Saudara-saudara Timur Tengah kacau. Cinta islam mereka punya. Bela Islam mereka punya. Dakwah Islam mereka punya. Jihad Islam mereka punya. Tetapi doktrin nasionalisme meraka
ngga punya. Akhirnya kita tahu hanya demi aliran, hanya demi mazhab, orang Timur Tengah perang saudara, membunuh sesama anak bangsa, membunuh sesama Muslimnya,” papar Kiai Marzuqi seperti dikutip dari video
Kita Islam Kita Indonesia.
Kiai Marzuqi mengatakan bersyukur keadaan itu berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia jangankan berbeda suku, mazhab dan organsisasi misalnya NU dan Muhammadiyah, berbeda agama sekalipun warga Indonesia bisa hidup bersama.
“Kita meski sekalipun beda agama tetap guyub rukun. Dan itu penting ketika kita guyub rukun menjaga persatuan negara aman, ibadah aman, dakwah aman, ngaji aman, kerja aman,” kata pengasuh Pesantren Sabilurrosyad, Malang, Jawa Timur ini.
Ia menyebutkan umat Islam di Jawa, misalnya menyadari harus memberi toleransi terhadap orang yang beragam Hindu, dan Kristen. “Saya yakin timbal baliknya ketika kita menghormati (umat) Kristen yang ada di Jawa maka umat Islam yang ada di Papua, di NTT dihormati dan diperlakukan dengan baik dan dijaga. Demikian juga Islam yang ada di Bali ketika kita menghormati Hindu yang ada di Jawa, maka Islam di Bali pun akan dihormati dan dijaga,” ungkapnya.
Menurutnya masyarakat penganut paham Ahlusunnah wal Jamaah yang paling besar tinggal di Indonesia. Hal itu terlihat dari perayaan Maulid, shalawat, manaqib, dzikir, pengajian, ziarah wali, haul besar-besaran hanya tinggal di Indonesai.
Keadaan ini berbeda dengan di Timur Tengah. “Di Timur Tengah, kita tidak bisa menggelar Maulid puluhan ribu, di Yaman, di Saudi, di Libya, di Suriya, di Irak, kita tidak bisa menggelar haul, manakib, majelis Maulid dengan jumlah puluhan ribu. Hanya di Indonesia kita bisa bebas mengamalkan, mengekspresikan paham akidah keyakinan Ahlussunah wal Jamaah,” terang Kiai Marzuqi.
Jika Indonesia tidak kita jaga, kita akan kisruh atas nama dakwah, atas nama amar maruf nahi munkar, kacaulah negara. Kalau sampai negeri ini perang saudara, maka semuanya akan habis .
“Kita tidak bisa Maulid di Saudi karena perang saudara. Tidak bisa Maulid di Yaman kareana perang saudara. Kita tidak bisa Maulid di Indonesia karena perang saudara, lalu akan Maulidan di mana?” tanyanya.
Oleh karena itu, jika Maulidan itu penting dan hanya bisa kita laksanakan ketika negara kita aman, negara Indonesia harus bersama-sama dijaga. “Kalau negara aman maka akan aman pula amaliah-amaliah Ahlusunnah wal Jamaah,” tegasnya. (Kendi Setiawan)