Nasional

Pendidikan Jadi Jembatan untuk Moderasi Islam NU ke Seluruh Dunia

Ahad, 15 Agustus 2021 | 02:30 WIB

Jakarta, NU Online 
Pendidikan menjadi jembatan bagi santri untuk moderasi Islam NU ke seluruh dunia. Pasalnya, ilmu pengetahuan merupakan jalan keberhasilan santri dalam medan perjuangan utamanya menuju satu abad NU dan Indonesia 2045.

 

Intelektual muda Nahdlatul Ulama Zuhairi Misrawi mengungkapkan hal itu saat mengisi acara Diaspora Santri menuju Satu Abad NU dan Indonesia 2045, Sabtu (14/8/2021). 

 

"Para kaum diaspora harus membentangkan jalan moderasi NU ke seluruh dunia. Sebab, dunia atau medan perjuangan NU itu luas," kata Gus Mis, sapaan akrabnya.

 

Menurutnya, identitas santri saat ini bukan lagi dalam konteks santri pesantren yang belakangan mewarnai konteks nasional, tetapi ilmu pengetahuan serta kepakaran yang dimiliki oleh kader NU diaspora di berbagai belahan dunia. 

 

Mengisi semua ruang

Sementara itu, Plt Ketua Umum PP Mahasiswa Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (MATAN), M Hasan Chabibie memandang kondisi NU dan Indonesia 2045 hari ini, bisa dilihat dari faktor historis.

 
Ia mencontohkan peran Walisongo yang mampu mengisi semua ruang dalam proses kehidupan masyarakat pada zamannya. "Pada tahun 1500-an, yang dilakukan para Walisongo sebetulnya sudah mencerminkan kondisi ideal NU," katanya.

 

Misalnya, seperti peran Walisongo sebagai ahli politik, kebudayaan, pertanian dan pemerintahan, yang hari ini tidak banyak diperankan oleh orang NU secara maksimal.
Faktor historis atau sejarah itu menurutnya, bisa dijadikan sebuah cermin dalam melihat NU ke depan.

 

"Ini bisa kita tarik benang merahnya bahwa peran yang dilakukan Walisongo saat itu bisa menjadi cermin untuk para santri diaspora melihat NU ke depan," ujarnya.

 

Namun demikian, tantangan dan situasi saat ini berbeda karena tantangan hari ini adalah sains, teknologi dan data sehingga para santri dalam memerankan semua itu perlu strategi, gaya, situasi yang berbeda. Adapun jembatan untuk mewujudkan itu semua adalah pendidikan. 

 

"Pendidikan merupakan satu-satunya cara paling jitu dan efektif untuk mengantarkan ke titik itu," kata Hasan, yang juga pengasuh Pesantren Baitul Hikmah, Depok, Jawa Barat.

 

Berbeda dengan keduanya, Dubes RI untuk Aljazair, Safira Rosa Machrusah mengatakan pengurus PCINU dalam berdakwah harus memanfaatkan jejaring. Misalnya, adanya pendirian masjid NU di luar negeri bisa dijadikan tempat kajian untuk menyemai moderasi Islam NU dan menjadikan arena tersebut sebagai pusat perdagangan.

 

Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan