Nasional

Pemerintah Perlu Apresiasi Dokter yang Gugur dalam Penanganan Covid-19

Rab, 25 Maret 2020 | 04:30 WIB

Pemerintah Perlu Apresiasi Dokter yang Gugur dalam Penanganan Covid-19

Foto para dokter yang gugur dalam tugas penanganan wabah Corona. (Foto: NU Care-LAZISNU)

Jakarta, NU Online
Terkait dengan wafatnya beberapa petugas medis, dalam tugasnya menangani pasien terdampak virus Corona (Covid-19), sudah selayaknya pemerintah Indonesia memberikan penghargaan. Para petugas medis adalah pahlawan yang bertugas di garis terdepan untuk penanganan virus sekaligus penyembuhan pasien yang terjangkit Covid-19.
 
Hal itu disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI, Muchammad Nabil Haroen, Rabu (25/3) pagi.
 
Karena itu, Nabil mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia, agar para tenaga medis yang berjuang di front-line (garis depan) mendapatkan perhatian dan penghargaan setinggi-tingginya berupa tanda jasa kehormatan atau lainnya.
 
"Beberapa dokter yang wafat dalam tugasnya menangani pasien terdampak Covid-19 adalah Pahlawan Bangsa. Sudah selayaknya mereka mendapatkan penghargaan dari negara, atas dedikasi, perjuangan dan pengabdiannya di tengah pandemik Covid-19," ujarnya.
 
Usulan tersebut, kata Nabil telah juga disampaikannya melalui mekanisme Rapat Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Selasa (24 Maret 2020). Pada rapat yang berlangsung mulai pukul 16.00 hingga 22.20 WIB, ia menyampaikan usulan untuk penganugerahan kepada dokter-dokter dan tenaga medis yang wafat dalam berjuang.
 
"Ini bukan semata penghargaan, tapi tanda perhatian dan kesungguhan negara mendukung perjuangan segenap kader terbaik bangsa di masa krisis," kata pria yang juga Ketua Umum PP Pagar Nusa.
 
Nabil menambahkan, Rapat Komisi IX DPR tersebut juga mengajak pihak swasta untuk terlibat seluasnya dalam pengadaan APD serta membantu penanganan Covid-19 dengan cara masing-masing, sesuai dengan kapasitas dan koordinasi dengan pemerintah.
 
"Kami juga memohon dukungan dari warga untuk sama-sama mengikuti tahapan-tahapan pencegahan dan penangan yang telah ditetapkan pemerintah," tegasnya. 
 
Pihaknya berharap pandemik Covid-19 segera berlalu dan kita semua bisa melewatinya dengan kesehatan dan ketabahan. "Seraya tetap semangat dengan saling membantu dan saling mendoakan," pungkasnya.
 
Diberitakan, Senin (23/3) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengumumkan, enam dokter yang bertugas menangani wabah Corona (Covid-19) di Indonesia meninggal dunia. Dari enam itu, lima di antaranya diduga meninggal dunia akibat terjangkit virus Corona.
 
Adapun seorang dokter lainnya meninggal dunia akibat serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan demi menghadapi virus Corona.
 
Adapun lima dokter yang diduga meninggal akibat terjangkit Covid-19, yakni dokter Hadio Ali SpS, dokter Djoko Judodjoko SpB, dokter Laurentius P SpKj, dokter Adi Mirsa Putra Sp THT, dan dokter Ucok Martin SpP.
 
Adapun dokter Toni D Silitonga yang merupakan Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bandung Barat meninggal akibat kelelahan serta serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan agar sigap dari ancaman virus Corona dan edukasi masyarakat agar terhindar dari Covid-19.
 
 
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan