Nasional HARDIKNAS

Pemerintah Dinilai Buta Pendidikan Anak Buta

Sab, 2 Mei 2015 | 14:00 WIB

Surabaya, NU Online
Persoalan disabilitas sebenarnya telah menjadi salah satu fokus pemerintah saat ini. Kepedulian dan pelayanan bagi kaum disable dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan.
<>
Hal itu ditunjukkan dengan fasilitas-fasilitas umum diharuskan memiliki akses dan sarana khusus bagi mereka sehingga mereka dapat lebih leluasa dalam melakukan aktivitas sebagaimana masyarakat yang lain.

Namun demikian, menurut Ketua PW LTN NU Jatim Ahmad Najib AR melalui siaran pers Sabtu (2/5) dalam dunia pendidikan, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk kaum disable. Diantaranya adalah pengadaan al-Qur’an dan buku bacaan.

Dari hasil pemantauan di beberapa lembaga pendidikan dan sosial bagi penyandang tunanetra di Jawa Timur, LTNUNU mendapati ketersediaan al-Qur’an dan buku bacaan dalam tulisan Braille masih sangat minim.

Sehingga di antara lembaga tersebut berinisiatif menyusunnya sendiri, namun dengan keterbatasan tenaga dan teknologi, tentunya hasilnya juga tidak maksimal baik dari kuantitas maupun kualitas.

Sebagai warga negara yang sah, menurut dia, para penyandang tunanetra jumlahnya lebih 3,5 juta jiwa di Indonesia atau setara 1% dari total populasi, memiliki hak yang sama dengan yang lain.

“Karena itu mereka seharusnya juga berhak memperoleh fasilitas-fasilitas pendidikan yang sama pula dengan yang lain, termasuk kebutuhan buku bacaan yang merupakan aspek inti dalam pembelajaran,” katanya.

PW LTNNU mengimbau pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Sosial, untuk lebih peduli terhadap persoalan ini dengan menerbitkan al-Qur’an dan buku-buku bacaan dalam format Braille atau audio book sesuai dengan kebutuhan, terutama buku-buku pelajaran dan buku-buku pengayaan wawasan.

“Karena bukan tidak mungkin, dari kalangan mereka terdapat bibit-bibit unggul yang mampu berperan besar dalam kemajuan bangsa di masa depan,” pungkasnya. (Red: Abdullah Alawi)