Nasional

Pelukis: Gus Dur Maha Guru Karena Miliki Karomah Nyata

Sab, 24 November 2018 | 10:08 WIB

Pelukis: Gus Dur Maha Guru Karena Miliki Karomah Nyata

Lukisan tentang Gus Dur karya Nabila Dewi Gayatri

Jakarta, NU Online
Pelukis Nabila Dewi Gayatri berpendapat bahwa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sosok yang layak disebut sang maha guru karena dia memiliki karomah. Menurut Nabila, setelah meninggal saja ia masih didatangi ribuan orang setiap hari.  

“Kalau orang menyebut dengan guru bangsa, tapi saya menyebut maha guru. Saya menyebut maha guru karena Gus Dur mempunyai karomah yang jelas. Karomahnya, setelah Gus Dur meninggal, Gus Dur memberkati merahamati sekitarnya, itu bukti nyata yang tidak bisa dipungkiri makanya karomah yang jelas ini  bagi saya berani menyebut Gus Dur ini dengan sebutan sang maha guru.”

Hal itu dijelaskan Nabila saat pembukaan pameran tunggalnya bertema Sang Maha Guru di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (22/11). 

Nabila menambahkan, sebagai sang maha guru, Ketua Umum PBNU 1984-1999 itu adalah ulama yang harus diteladani, misalnya perjuangannya demi kemanusiaan dan keindonesiaan.

Karena itulah, sambungnya, cucu Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari itu bukan hanya pahlawan untuk orang Islam saja, tapi bagi khalayak umum. 

“Gus Dur adalah sang pencerah, panutan, untuk banyak umat beragama,” tegasnya.  

Lebih lanjut ia mengatakan, keteladanan presiden keempat Republik Indonesia sangat penting saat negara dirongrong paham radikal.

“Makanya saya berusaha menghadirkan Gus Dur di dalam ruang kegiatan kita. Saya berusaha menghidupkan Gus Dur kembali di setiap keseharian kita.” 

Pameran yang dibuka Ny Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid ini dihadiri Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua PBNU H Marsudi Syuhud dan Robikin Emhas, Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa, Ketua Umum Pagar Nusa Muhammad Nabil Haroen, dan sejumlah perwakilan organisasi keagamaan. 

Pameran yang akan berlangsung hingga 30 November ini menghadirkan beragam dimensi dari Gus Dur dan sejumlah tokoh. (Red: Abdullah Alawi)Â