Nasional

Pegang Prinsip Aswaja, Gelorakan Spirit Bhinneka Tunggal Ika

Sen, 25 Mei 2015 | 14:01 WIB

Padang, NU Online
Sebanyak 70 orang peserta Pelatihan Kepemimpinan Kader (PKD) Gerakan Pemuda Ansor Propinsi Sumatera Barat menyatakanĀ  mendukung kebijakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H Nusron WahidĀ  yang menyebutkanĀ  sebagai kader NU, Ansor, Banser maupun Banom NU lain tetap menjaga, memperjuangkan dan membela negara NKRI.
<>
Pernyataan itu diungkapkan peserta PKD saat penutupan PKD yang diselenggarakan Gerakan Pemuda Ansor Kota Padang, Minggu (24/5/2015) sore di Padang. PKD yang berlangsung sejak Sabtu (23/5/2015) diikuti utusan dari Kota Padang, Kabupaten Tanahdatar, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan,Ā  danĀ  Kota Pariaman. PKD dibuka Walikota Padang diwakili Staf Ahli Bambang yang dihadiri Kemenag diwakili Hendri Yazid, Ketua PW GP Ansor Sumbar Rusli Intan Sati, Ketua PC Ansor Padang Tan Gusli. Sedangkan instruktur PKD selain dari PW GP Ansor Sumbar, juga dari Pimpinan Pusat GP Ansor Ahmad Imran dan Armaidi Tanjung.

"Bagi Ansor dan Nahdlatul Ulama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati. Jika ada kelompok yang ingin mendirikan khilafah di negeri ini, Ansor bersama Banser tetap membela NKRI sampai kapanpun," kata Ketua Kelas PKD Ory Sativa Sakban membacakan pernyataannya.

Dikatakan, Ansor lahir 24 April 1934 bertepatan 10 Muharram 1353 H. Ansor turut melatih santri dan pemuda membentuk Hizbullah (tentara Allah) pada masa Jepang 1942-1945.Ā  Hizbullah ini turut berperang mengusir Belanda yang ingin menguasai negara dan bangsa Indonesia setelah diproklamirkan 17 Agustus 1945.Ā  Ribuan warga Ansor menjadi syuhada di medan pertempuran.

Apalagi keluarnya resolusi jihad dari Rais Akbar PBNU NU KH Hasyim Asy'ari 22 Oktober 1945, semakin membakar semangat juang Ansor mengusir Belanda dari nusantara. Artinya, Ansor turut mendirikan NKRI dengan darah dan nyawa.

Dengan demikian, maka Ansor berkewajiban menjaga keutuhan NKRI. Ansor menyayangkan adanya kelompok di masyarakat yang tiba-tiba ingin merubah NKRI. Apalagi mereka mengatasnamakan agama, tapi sesungguhnya hanyalah kepentingan politik dari pihak luar yang tidak ingin melihat Indonesia aman bagi umat beragama dalam menjalankan kewajibannya.

"Indonesia, dari Aceh hingga Papua, dihuni oleh pemeluk berbagai agama, ratusan suku bangsa, etnis dan warna kulit. (GP Ansor) harus selalu menggelorakan spirit Bhinneka Tunggal Ika. Dengan empat pilar kebangsaan, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945, maka Indonesia akan tetap berdiri kokoh," kata Ory mantan Ketua PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pariaman ini.

Ditambahkanya, GP Ansor dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara mengembangkan paham IslamĀ  Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja),Ā  dengan prinsip tawasuth, tasamuh, tawazun dan amar ma'ruf nahi munkar. Tawasuth (moderat) merupakan sikap keberagamaan yang tidak terjebak terhadap hal-hal yang sifatnya ekstrem.

Tasamuh,Ā  sikap keberagamaan dan kemasyarakatan yang menerima kehidupan sebagai sesuatu yang beragam. Tawazun (seimbang),Ā  keseimbangan sikap keberagamaan dan kemasyarakatan yang bersedia memperhitungkan berbagai sudut pandang, dan kemudian mengambil posisi yang seimbang dan proporsional. Amar ma'ruf nahi munkar, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.Ā Ā Ā Ā  Dengan sikap itu, GP Ansor ingin menjadi Islam yang rahmatan lil'alamin. (Armaidi Tanjung/Abdullah Alawi)
Ā