Nasional

PBNU dan BNI Life Bahas Pentingnya Proteksi Jiwa

Sel, 27 Agustus 2019 | 05:30 WIB

PBNU dan BNI Life Bahas Pentingnya Proteksi Jiwa

Ketua PBNU Syahrizal Syarif saat memberikan sambutan dalam seminar kesehatan yang digelar PBNU dan BNI Life, Selasa (27/8) di Gedung PBNU Jakarta.

Jakarta, NU Online 
Bank Negara Indonesia (BNI) Life menyelenggarakan seminar kesehatan di Gedung PBNU di Kramat Raya Jakarta Pusat, Selasa (27/8). Seminar yang dihadiri puluhan kader NU tersebut mengulas pentingnya proteksi (perlindungan) jiwa masyarakat terutama dalam hal mengantisipasi penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Dalam sambutannya, Direktur Utama BNI Life Shadiq Akasya, menuturkan, penting merencanakan dan mengatur kehidupan bagi setiap individu masyarakat. Untuk itu BNI mencoba ikut berpartisipasi mengenai manajemen hidup masyarakat tersebut. Ia mengatakan, setiap orang memiliki 4 manfaat jika menjadi nasabah BNI life antara lain, operasional, investasi, tabungan, dan perlindungan jiwa. 

“Kami memiliki produk lengkap, yaitu dibidang jiwa kesehatan dan investasi. Tadi saya ngobrol dengan Ketua PBNU Bapak Syahrizal, kata dia setiap orang memiliki tiga hal dalam filsafat pertama soal operasinal, kedua investasi ketiga tabungan tapi menurut saya ada satu lagi yaitu untuk proteksi atau perlindungan jiwa. Jadi pak tolong filsafatnya diubah jadi 4,” kelakarnya disambut tawa para peserta seminar. 

Ia bersyukur bisa bekerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), selain karena jumlah warga NU di Indonesia hampir 40 persen atau sekitar 90 juta, kerja sama itu, kata dia, dilakukan untuk membantu puluhan rumah sakit NU yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia dengan sistem smart hospital. 

“Grup kami punya solusi untuk sistem smart hospital dan pembiayaan, ada masa periode yang harus dilalui dan BNI punya sistem di awal, dua tuga hari baru keluar,” ujarnya. 

Sementara itu, Ketua PBNU Syahrizal Syarif, menegaskan seminar tersebut sangat menarik karena mengulas tentang health (kesehatan) dan financial (keuangan). Baginya, setiap negara pasti memiliki dua hal antara lain healthy (tingkat kesehatan) dan wealty (tingkat kesejahteraan).  

“Posisi tertinggi  dua hal tadi Singapore dan Jepang mereka wealty karena healthy-nya tinggi makanya umur mereka panjag-panjang,” katanya. 
 
Negara Muslim seperti Qatar saja, kata dia, tingkat kesehatan masyarakatnya masih di bawah Singapura dan Jepang. Termasuk Indonesia yang masih terus meningkatkan tingkat harapan hidup. 

Untuk mewujudkan itu, setiap masyarakat harus menjaga dan melindungi jiwanya terutama dari ancaman penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Jika dihitung dari potensi hidup masyarakat Indonesia yang mencapai 72 tahun, masyarakat yang terkena penyakit jantung mengalami keugian 32 tahun karena biasanya jika memiliki penyakit jantung di usia muda ia bisa meninggal diumur 40-tahunan. 

Selain Direktur BNI Life, Shadiq Akasya dan Ketua PBNU Syahrizal Syarif, hadir pula wakil Sekjen PBNU Andi Najmi Fuadi. Sedangkan pemateri pada seminar tersebut yakni Nurhayono dari Rumah Sakit Yarsi Jakarta Pusat. Setelah seminar dilakukan para peserta melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis.

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Fathoni Ahmad