Nasional

PBNU dan Al-Azhar Mesir Berencana Dirikan Pusat Bahasa

Sel, 25 Juni 2024 | 00:01 WIB

PBNU dan Al-Azhar Mesir Berencana Dirikan Pusat Bahasa

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menerima kunjungan Wakil Grand Syekh Al-Azhar Mesir Mohammed Abdel Rahman Ad Duweiny, Senin (25/6/2024) di kantor PBNU Jakarta. (Foto: NU Online/Mufidah)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menerima kunjungan Wakil Grand Syekh Al-Azhar Mesir Mohammed Abdel Rahman Ad Duweiny. Dalam kunjungan tersebut, PBNU dan Al-Azhar tertarik untuk melakukan kerja sama untuk mendirikan pusat bahasa.


Setelah pertemuan, Ketua KH Ulil Abshar Abdalla yang turut hadir dalam kunjungan tersebut menjelaskan, PBNU dan Al-Azhar sedang merencanakan kerja sama untuk mendirikan pusat pendidikan bahasa Arab karena Al-Azhar memiliki kurikulum khusus pendidikan atau pengajaran bahasa Arab bagi orang-orang asing.


“Mendirikan pusat bahasa itu penting sekali untuk mengader ulama-ulama, pimpinan-pimpinan, aktivis-aktivis kita sehingga kita bisa lebih menyuarakan Islam Indonesia itu ke Timur Tengah,” jelas Gus Ulil, Senin (24/6/2024).


Gus Ulil juga menerangkan bahwa PBNU memberikan ancar-ancar waktu untuk mendirikan pusat bahasa di akhir tahun 2024. Pendirian pusat bahasa juga merupakan upaya mengenalkan budaya Islam Indonesia pada Timur Tengah terutama Mesir.


“Karena bagaimanapun harus diakui pengetahuan orang Timur Tengah tentang Islam di Indonesia sebetulnya belum terlalu banyak walaupun hubungan antara Timur Tengah dengan Indonesia terutama Mesir cukup lama tetapi hubungannya asimetrik tidak seimbang,” ungkapnya.


Kunjungan Wakil Grand Syekh Al-Azhar itu juga mengupayakan peningkatan kerja sama antara NU dan Al-Azhar dalam bidang pendidikan dan peningkatan jumlah mahasiswa NU di Al-Azhar.


“Sebagian besar mahasiswa Indonesia yang belajar di Al-Azhar adalah orang-orang atau anak-anak NU, untuk itu kita mencoba mempererat hubungan ini, meningkatkan jumlah mahasiswa NU yang kuliah di Al-Azhar,” ungkap Gus Ulil.


Dalam kunjungan tersebut juga hadir Duta Besar Mesir untuk Indonesia Yasser Hassan Farag Elshemy, tokoh perempuan dari Al-Azhar Dr. Nahlah, dan beberapa rombongan dari Al-Azhar. Pertemuan diakhiri dengan makan siang bersama.