Partai Islam Malaysia Jajaki Kerja Sama dengan PBNU
NU Online Ā· Senin, 9 November 2015 | 10:30 WIB
Jakarta, NU Online : Redaksi Editor: Redaksi
Rombongan dari Parti Islam Se-Malaysia atau disingkat PAS berkunjung ke kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (9/11) sore. Mereka datang untuk mengenal Nahdlatul Ulama lebih dekat dan menjajaki kemungkinan kerja sama antarkedua lembaga.
<>
Rombongan yang terdiri dari Ketua PAS Abdul Hadi bin Haji Awang, anggota Parlemen Malaysia Abdul Khalid Ibrahim dan dua stafnya disambut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU H Abdul Manan A Ghani, Wasekjen PBNU H Masduki Baidlowi, dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Anggia Ermarini.
Pertemuan akan dilanjutkan dengan pada kesempatan berikutnya dengan agenda pembahasan lebih teknis terkait program-program yang bisa dikerjasamakan. Dalam pertemuan perdana ini, PBNU mengusulkan adanya kerja sama di bidang pendidikan seperti pertukaran pelajar, dakwah Islam damai, dan ekonomi mikro.
Kang Said, sapaan akrab Ketum PBNU, dalam forum itu menegaskan bahwa perjuangan Islam tak mesti dilakukan melalui jalur politik. Ia juga menjelaskan profil singkat NU, prinsip-prinsip dakwahnya, serta komitmennya terhadap semangat kebangsaan.
āHadratussyaikh Hasyim Asyāari, pendiri Nahdlatul Ulama, mengajarkan bahwa antara Islam dan nasionalisme jangan dipertentangan, tapi harus bersinergi, saling menopang. Nasionalisme tanpa Islam kering, dan Islam tanpa nasionalisme sulit bisa menyatukan sebuah bangsa yang majemuk,ā tuturnya.
Kiai asal Cirebon ini juga mengenalkan Islam Nusantara yang menjadi tema besar Muktamar Ke-33 NU Agustus lalu sebagai sebuah gagasan yang ingin meneguhkan kembali bahwa Islam mampu harmonis dengan budaya lokal. Dengan demikian, Islam yang hadir lebih membumi dan kontekstual.
āKami punya prinsip al-muhafadhatu aāalal qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah. Menjaga tradisi lama yang masih baik, dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik. Ini paradigma NU,ā katanya.
Abdul Hadi sepakat dengan Kang Said bahwa Islam mesti mengedepankan tawassuthiyah (moderatisme) dan menolak berbagai bentuk ekstremisme. Sebagaimana di Indonesia, ia juga mengaku prihatin dengan perkembangan radikalisme di Malaysia. (Mahbib)
Terpopuler
1
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
2
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
3
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua