Jakarta, NU Online
Satu rombongan intelektual Muslim yang merupakan rektor dari sejumlah universitas di Afghanistan dan duta besar Afghanistan mengunjungi kantor PBNU di Jakarta, Kamis (20/6) malam. Mereka hendak berdialog dan mengenal lebih jauh pandangan keislaman Nahdlatul Ulama.<>
Deen Muhammad Graan mewakili para rektor yang hadir, seperti dari Universitas Kabul, Universitas Kandahar, Kulliyat al-Sharia, dan lainnya, mengatakan, pihaknya bersyukur dapat secara langsung berdiskusi langsung dengan Nahdlatul Ulama. Kunjungan ini disambut Rais Syuriyah PBNU KH Saifuddin Amsir dan Ketua PBNU H Iqbal Sulam.
Dalam forum berdurasi sekitar satu setengah jam ini, diisi sejumlah pertanyaan kepada NU mengenai strategi mengelola dan menghadapi perbedaan, hubungan agama dan politik, serta urusan pendidikan Islam.
Kiai Saifuddin mengurai sejarah singkat dan pokok-pokok pandangan NU yang masih dipegang teguh hingga sekarang. Menurut dia, NU sejak awal tidak tabu dengan nasionalisme yang mempersatukan kebhinekaan budaya dan keyakinan yang ada. Bahkan semangat kebangsaan tersebut digali dan dijiwai oleh alasan agama.
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga menyinggung teladan perjuangan dakwah Islam Wali Songo di Nusantara yang tidak sampai menimbulkan peperangan. Pendekatan yang arif yang muncul dari nilai-nilai tasawuf adalah faktor kunci.
”Waktu Multaqa Sufi (konferensi sufi internasional, 2011 lalu, red) pernah saya katakan kepada Muammar Gaddafi. Seandainya tokoh-tokoh Islam di Indonesia ini bukan sufi, maka tidak akan ada Indonesia,” ujarnya. Kiai Saifuddin menegaskan bahwa menghindari pertumpahan darah adalah prioritas ajaran Islam dan politik hanyalah alat (wasilah), bukan tujuan (ghayah).
Deen berharap, pertemuan kali ini menghasilkan tindak lanjut dan menguatkan hubungan antara ulama-ulama Afghanistan dan Indonesia. ”Ini sangat penting guna menyelesaikan masalah-masalah sosial-keagamaan, termasuk perdamaian di Afghanistan,” imbuhnya.
Menurut Duta Besar Afghanistan Ghulam Sakhi Ghairat, NU adalah contoh yang bagus tentang peran organisasi Islam yang moderat dan toleran.
Penulis: Mahbib Khoiron
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua