Jakarta, NU Online
Panitia International Summit of The Moderate Islamic Leaders (Isomil) atau pertemuan internasional para pemimpin Islam moderat yang diselenggarakan oleh PBNU terus mematangkan agenda dan konsep acara. Terakhir, panitia ISOMIL mengadakan rapat lanjutan di Lantai 5 Gedung PBNU, Rabu (16/3).
“Untuk (mengundang) narasumber alhamdulillah persiapannya sudah sampai 90 persen saat ini, termasuk diantaranya mengundang peserta dalam negeri dan peserta dari luar negeri. Dan yang lainnya juga (persiapannya) 90 persen lah” jelas Imam Aziz, Ketua Pelaksana Isomil.
Lebih lanjut, Aziz menuturkan bahwa alasan diadakannya acara ini adalah untuk merespon perkembangan Islam dunia. “Menjadi sebuah keprihatinan bahwa negara-negara Islam mengalami masalah-masalah yang serius seperti perang antarnegara (Islam), radikalisme yang cukup kuat, dan lainnya,” ucap Aziz.
Permasalahan-permasalahan tersebut, imbuh Aziz, membuat masyarakat negara Islam tersebut menjadi tercerai-berai dan melakukan migrasi ke negara-negara Eropa.
“Seperti negara Suriah. Pada saat terjadi perang seperti sekarang dan tidak ada kekuatan civil society yang kuat, maka masyarakatnya menjadi tercerai-berai,” ujarnya.
Dengan demikian, Aziz menjelaskan bahwa maksud dan tujuan diadakannya Isomil adalah untuk mendorong kekuatan Islam moderat yang ada di dunia untuk memberikan kontribusinya terhadap persoalan-persoalan tersebut dan juga mempromosikan Islam Nusantara yang ramah, toleran, serta mengharagai kearifan lokal.
“Namun Islam moderat itu diancam dari berbagai sisi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Maka dari itu, kita harus memperkuat Islam moderat dan salah satu caranya adalah dengan mengadakan pertemuan-pertemuan seperti ini,” kata laki-laki yang juga menjabat sebagai Ketua PBNU tersebut.
“Kita juga berharap acara ini bisa mendorong para pemimpin Islam moderat dunia untuk memperkuat civil society,” pungkasnya.
Acara Isomil akan diadakan dari tanggal 5 sampai 9 Mei 2016 di Jakarta Convention Center (JCC). Rencananya acara tersebut akan dihadiri oleh sekitar 100 pemimpin negara dan organisasi Islam dari seluruh dunia serta para pengurus NU dari tingkat wilayah. (Ahmad Muchlishon/Fathoni)