Nasional

Ormas-ormas Islam Desak Pemerintah Tindak Tegas Radikalis-Separatis

Kam, 12 September 2019 | 08:30 WIB

Ormas-ormas Islam Desak Pemerintah Tindak Tegas Radikalis-Separatis

LPOI menggelar seminar bertajuk 'Selamatkan Indonesia dari Radikalis, Teroris, dan Separatis' di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (12/9).

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Said Aqil Siroj menyatakan, Indonesia merupakan negara yang sangat terbuka, sehingga konsekuensinya mudah dimasuki oleh para pelarian dari Suriah dan Irak. Kiai Said meminta pemerintah agar lebih tegas dalam menyikapi kelompok radikal.

"Kami ormas Islam yang tergabung maupun yang tidak bergabung yang punya komitmen empat pilar akan bersama aparat sesuai dengan konstitusi yang kita akui bersama," kata Kiai Said dalam acara LPOI bertajuk 'Selamatkan Indonesia dari Radikalis, Teroris, dan Separatis' di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (12/9).

Kiai Said menegaskan bahwa para pendiri bangsa telah mempertaruhkan segalanya, termasuk nyawanya untuk berjuang demi tercapainya kemerdekaan dan mempertahankan negara Indonesia dari upaya penjajah yang kembali akan merebutnya. 

Ia mengajak semua pihak, khususnya umat Islam agar mengisi kemerdekaan dengan menyebarkan Islam yang santun dan menjauhi kekerasan, memperbanyak pendidikan, dan membangun masyarakat yang menjunjung tinggi akhlak yang mulia.

"Kita andil semampu kita, kita ikut bersama-sama dengan stakeholder yang lain mempertahankan NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945," ucapnya.
 
Sementara ketua panitia yang juga Sekretaris Umum LPOI H Luthfi At-Tamimi menyatakan, radikalisme, terorisme, dan separatisme di Indonesia kian membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, selama pemilu yang berlangsung baru-baru ini menjadi bukti bagaimana radikalisme berbaju agama sangat terasa. 

Sayangnya, kata Luthfi, pemerintah terkesan membiarkan berbagai radikalisme yang ada. Untuk itu, ia mendesak pemerintah ‘melakukan sesuatu’ agar Indonesia terlepas dari kelompok radikal dan suka suka mengadu domba antaranak bangsa sehingga terbebas dari ancaman hancurnya negara.

"Bapak-bapak tolong cukup pembiaran yang dilakukan oleh pemerintah. Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Jangan sampai terjadi di negara ini, para tokoh-tokohnya atau pemuka agamanya berdiri di depan, berbaris mengadu domba," kata Luthfi. ​

Ia juga mengajak semua elemen masyarakat, termasuk dari kalangan nonmuslim agar bersama-sama menjaga Indonesia dan meminta kepada pemerintah agar tidak membiarkan kelompok radikal berdiam di Indonesia.

Seminar dihadiri sejumlah pembicara, yakni Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siroj, Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Polri Brigjen (Pol) Joko Mulyono, Kepala Subdirektorat Kontrapropaganda BNPT Kolonel TNI Sujatmiko, dan Deputi VI Bidang Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Sundawan Salya.
 
Hadir juga Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Muchlishon