Daerah

Perempuan Berpotensi Cegah Radikalisme dan Terorisme

Sab, 10 Agustus 2019 | 02:00 WIB

Perempuan Berpotensi Cegah Radikalisme dan Terorisme

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme  (FKPT) Jateng,  Budiyanto.

Semarang, NU Online
Gerakan kaum perempuan sejatinya memiliki potensi yang besar dalam mencegah ancaman radikalisme dan terorisme. Baik di lingkungan internal maupun eksternal keluarganya.
 
Hal tersebut diungkapkan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme  (FKPT) Provinsi Jawa Tengah, Budiyanto. Bahwa perempuan dapat mengaktualisasikan kodrat yang diembannya dengan baik.
 
"Sayang, yang terjadi saat ini sebagian kaum perempuan di Indonesia mulai menipis komitmen dan aktualisasi kodratnya," kata Budiyanto dalam sambutan pembukaan Dialog Perempuan Agen Perdamaian yang diselenggarakan FKPT Jateng di Hotel Pandanaran, Jumat (9/8).
 
Mengetengahkan tema, Pelibatan Perempuan Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme, Budiyanto menuturkan bahwa permasalahan yang ada saat ini karena volume kesibukan perempuan semakin meningkat. Sehingga kadang-kadang tugas mengasuh dan mengawasi anak termasuk yang masih berusia dini terabaikan.  
 
Kata Budiyanto, lengah dalam mengawasi anak bisa berakibat fatal. “Karena lepas kontrol maka dapat dengan mudah terseret pusaran arus yang menyesatkan, termasuk arus ideologi radikalisme dan terorisme,” jelasnya.
 
Dia menambahkan, belajar dari seriusnya ancaman kejahatan luar biasa itu maka saat ini, kaum perempuan terutama ibu-ibu untuk kembali memperkuat jati diri dan memantapkan posisi kodratnya dengan meningkatkan perhatian kepada anak dan keluarga.
 
Dengan kelembutan yang melekat pada diri perempuan, sambungnya, tekad untuk mendorong agar perempuan menjadi agen perdamaian sekaligus agen pencegahan tindak kejahatan luar biasa bisa terpenuhi.
 
“Apalagi kalau didukung dengan aktualisasi nilai-nilai kodrati perempuan dalam kesehariannya,” ungkapnya.
 
Dalam pandangannya, anak yang selalu merasa terayomi dan diperhatikan oleh sosok ibu akan terbentengi dirinya dari berbagai ancaman. “Termasuk pengaruh ancaman radikalisme dan terorisme," tutupnya. (Rifqi H/Ibnu Nawawi)