Nasional

Olah Limbah Jadi Genting, Kader IPPNU Rembang Raih Juara di Korea

NU Online  ·  Sabtu, 6 Juli 2019 | 03:00 WIB

Rembang, NU Online
Permasalahan lingkungan terutama limbah styrofoam menjadi perhatian serius bagi semua kalangan. Hal ini dikarenakan styrofoam di samping mengganggu lingkungan juga sangat susah terurai. 

Berangkat dari sini, Nurul Halwiyah remaja yang merupakan Sekretaris Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)  Kecamatan Pamotan, Rembang, Jawa Tengah membuat sebuah inovasi yang membawanya meraih medali emas di Korea Selatan.

Riset dan inovasi genting ramah lingkungan dan tahan gempa berbahan styrofoam dan jerami mengantarkan Nurul menjadi yang terbaik dalam Korea International Woman’s Invention Exposition 2019 pada 20-25 Juni 2019. Ia mewakili kampusnya, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. 

Bersama timnya yang beranggotakan lima orang, ia berhasil membawa pulang medali emas di pagelaran Korea International Women's Inventions Exposition 2019 yang diselenggarakan oleh Korea Women Inventors Association (KWIA) pada 20-23 Juni lalu di Korea International Exhibition Center (Kintex) Seoul, Korea Selatan. 

Ide yang diusung adalah mengenai pemanfaatan limbah khususnya steyrofoam dan limbah jerami untuk diproses menjadi genting dari limbah styrofoam dan jerami.

Kepada NU Online dirinya menjelaskan bahwa pengambilan ide ini berdasarkan keprihatinan terhadap lingkungan yang semakin hari mengalami pencamaran akibat sampah, khususnya limbah styrofoam yang sukar terurai. “Hal ini perlu penanganan khusus untuk pemanfaatan limbah tersebut agar bisa dimanfaatkan secara optimal,” jelasnya pada Jumat (5/7).

Berangkat dari sana, ia dan timnya kemudian melakukan pengkajian dan berdasar jurnal yang sedang mereka kaji menyatakan bahwa styrofoam dapat bersifat isolator sehingga bisa menahan panas. Selain styrofoam, ia mengatakan bahwa dalam pembuatan genteng ini, timnya menambahkan jerami sebagai campurannya.

“Genteng styrofoam ini juga dipadukan dengan bahan campuran lain, yakni limbah jerami yang saat ini sangat banyak sekali dan masih belum bisa termanfaatkan dengan maksimal,” ungkapnya.

“Padahal menurut referensi yang ada, limbah jerami ini dapat bersifat sebagai anti kedap suara sehingga cocok untuk dikombinasikan sebagai bahan campuran genteng,” tambahnya.

Mahasiswi Jurusan Biologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang angkatan 2015 ini menegaskan bahwa ide genteng yang mereka buat ini ramah lingkungan dan aman terhadap gempa, selain itu juga kedap suara sehingga bisa mengurangi kebisingan.

“Dari alasan tersebutlah kami mengangkat topik J-TILE: Sustainable Jerfoam (Straw and styrofoam) Composite Roof Tile for Earthquake Solution,” tukasnya.

Di akhir, ia sangat berharap inovasi ini bisa terealisasi sehingga bisa digunakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, ia bersama timnya sangat berharap terhadap kritik, saran, masukan, serta dukungan dalam mewujudkan produk ini. “Dengan adanya inovasi ini bisa terealisasi di kehidupan masyarakat. Kritik, saran, masukan, serta dukungan, dan kerjasama dari semua pihak sangat diharapkan karena penting untuk pengembangan selanjutnya,” pungkasnya. (Hanan/Muiz)