Nasional

Nyai Sinta Wahid Tak Lelah Rajut Persatuan dan Kesatuan

NU Online  ·  Selasa, 14 Mei 2019 | 15:00 WIB

Nyai Sinta Wahid Tak Lelah Rajut Persatuan dan Kesatuan

Nyai Hj Sinta Nuriyah di Brebes, Jateng

Brebes, NU Online
Istri Presiden ke-4 Republik Indonesia Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid buka puasa bersama masyarkat Kabupaten Brebes, di Pendopo II Bupati, di Bumiayu, Brebes Jateng, Selasa (14/5).

Dalam kesempatan tersebut, istri mendiang  Gus Dur mengajak masyarakat Indonesia untuk kuatkan persatuan dan kesatuan di atas perbedaan. Nyai Sinta menceritakan, kalau dirinya tanpa mengenal lelah berkeliling lebih dari satu dasawarsa tiada lain untuk merajut kebersamaaan dengan seluruh anak bangsa. 

Dirinya setiap Ramadhan sahur dan buka puasa bersama kaum dhuafa. Mereka berkumpul bersama kuli bangunan, tukang becak, mbok-mbok bakul, pemulung, pengamen, anak jalanan, penderes gula aren, penambang pasir, penjual bakso, pwnjual nasi goreng, dan yang lainnya.

"Kadang saya sahur atau buka bersama di kolong jembatan, di tengah pasar, di dekat terminal, di dekat stasiun kereta api, di tengah alun alun, dan tempat tempat lainnya," paparnya.

Dia mengajak seluruh komponen bangsa untuk buka dan sahur bersama sebagai cara mempererat tali persaudaraan dan saling hormat, menyanyangi, bertoleransi satu sama lainnya."Saya sadar, sebagai orang Indonesia, anak bangsa Indonesia yang tinggal di Indonesia, punya semboyan Bhineka Tunggal Ika," kata Nyai di hadapan ratusan hadirin.

Kemudian dia bercerita kalau kita berbeda suku bangsa, agama, ras, bahasa. Kulitnya ada yang hitam ada yang putih ada yang coklat, ada yang sawo mateng.Tapi sebenarnya mayoritas berkulit sawo mateng, bukan sawo mentah.

Kuliner juga berbeda beda, Di Brebes ada ketan pencok, mie konyol, telor asin, sate blengong, dan lain lain. Di Jogja gudeg,  Jatim rawon, padang rendang, semua daerah punya kuliner macam-macam. "Yang berbeda, juga nasibnya," seluruh Nyai Sinta disambut tertawa hadirin.

Nyai Sinta melanjutkan kalau di Indonesia ada 6 agama, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu. Namun sebenarnya di Indonesia ada 7 agama yang resmi yakni ditambah agama Baha'i. Agama ini ada sejak dulu, tidak setenar 6 lainnya. Penganut Agama Baha'i juga ikut serta berjuang merebut kemerdekaan. Agama Baha'i didirikan Bahaullah, di Yerussalem. 

"Saya tidak tahu cara peribadatannya, tetapi hakekatnya sama-sama menebarkan kebajikan," terang Nyai Sinta.

Wakil Bupati Brebes Narjo mengucapkan terima kasih kepada seluruh komponen bangsa yang telah menssukseskan pemilu yang aman dan lancar. Narjo juga mengajak bersama untuk menguatkan moralitas dan akhlak, sehingga mampu membentengi segala kemaksiatan dan kemungkaran.

"Berbuatlah kasih sayang dengan sesama, kuatkan persaudaraan yang baik dan harmonis, meski penuh tantangan. Kobarkan terus semangat guyub, rukun, dan gotong royong," ajaknya.

Ketua Panitia H Moh Sodikin menjelaskan, buka puasa bersama Nyai Sinta mengusung tema Dengan berpuasa kita padamkan kobaran api  kebencian dan hoaks. Kegiatan juga diisi dengan santunan kepada 250 anak yatim dan dhuafa. penampilan sendratari Legenda Roro Jongrang dari siswa-siswa SMK Semesta Bumiayu Persembahkan puisi, band religi, dan penampilan lainnya. (Wasdiun/Muiz)