Nasional

Nyai Sinta Nuriyah Ajak Masyarakat Amalkan Ajaran Puasa

NU Online  ·  Jumat, 31 Mei 2019 | 10:15 WIB

Nyai Sinta Nuriyah Ajak Masyarakat Amalkan Ajaran Puasa

Kegiatan Bukber Nyai Sinta Nuriyah di Mojokerto, Jatim

Mojokerto, NU Online
Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengajak seluruh umat Islam untuk memanfaatkan masa akhir Ramadlan 1440 H untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki budi pekerti menuju insan kamil serta mengamalkan ajaran puasa itu sendiri. 

Di antara cara mengamalkan ajaran puasa tersebut yaitu dengan meningkatkan toleransi dan budi pekerti yang luhur, serta menjaga persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia yang majemuk.

"Kaum muslim hendaknya menambah keimanan, dengan menambah keimanan dan ketaqwaaannya kepada Allah SWT serta melaksanakan apa yang diajarkan bulan Puasa kepada kita semua, yaitu moral dan budi pekerti yang luhur," katanya.

Hal itu disampaikannya saat kegiatan buka bersama (bukber) dengan Komunitas Gusdurian Mojokerto di Gereja Kristen Jawi Wetan di Jalan Jatikulon, Lengkong, Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto bersama sekitar seribu orang dari lintas agama, Kamis (30/5).

Menurut istri Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid ini, indikasi lain dari ajaran puasa yaitu berhenti menyebar kabar bohong. Karena puasa sendiri berarti menahan diri. Hal ini sejalan dengan tujuan puasa dalam Al-Qur'an yaitu menuju manusia bertakwa. Akhlak insan bertakwa selalu menjaga hubungan baik dengan manusia dan sang pencipta. 

Ia juga menyerukan agar persatuan terus dijaga di tengah hiruk pikuk upaya pecah belah yang terus digencarkan oleh pihak-pihak tertentu. Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan menyebarkan secara masif kabar hoaks di media sosial

"Jangan kita saling memfitnah. Sudahi menyebarkan berita bohong. Karena kita ini satu, Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, Indonesia," tambah Sinta.

Baginya, cara efektif menjaga persatuan Indonesia yakni komitmen diri saling memahami dan terus menerus mengajak semua pihak untuk memegang teguh persatuan. Hal ini guna menangkal berita-berita bohong dan fitnah yang terus bertebaran.

"Mari kita saling menghormati, saling memahami, kita harus hidup rukun, dan selalu menjaga Indonesia," tukasnya. (Syarif Abdurrahman/Muiz)Â