Padang, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Sumatera Barat mengimbau masyarakat untuk melaksanakan tradisi balimau (mandi menyucikan diri) menjelang bulan Ramadhan dengan benar. Balimau pada hakikatnya adalah mensucikan diri dengan permohonan maaf kepada orang tua dan para tetangga.
<>
Masyarakat yang pergi balimau diharapkan ketika masuk waktu shalat Ashar sudah kembali ke rumah masing-masing. Jangan sampai tiba di rumah sudah malam dan tidak bisa melaksanakan tarawih. Sebaiknya, balimau juga tidak bercampur laki-laki dengan perempuan.
Imbauan tersebut disampaikan PW NU Sumbar, Kamis (19/7) ditandatangani Rais Syuriah Prof. DR.H. Asassriwarni, Katib Drs.H.Ismail Usman, Ketua Tanfidziyah Ir.H.A.Khusnun Aziz, MM dan Pjs.Sekretaris Harry E. Iskandar, S.Sos, M.Si.
Dikatakan juga dalam imbauan itu, bagi masyarakat yang tidak menjalankan ibadah puasa, diminta untuk tetap menghormati umat yang tengah melaksanakan ibadah puasa. Salah satunya adalah agar rumah makan dan tempat minuman tidak buka di siang hari, kecuali ba’da Ashar. Jangan ada warung kelambu di tengah masyarakat yang menjalankan ibadah puasa sehingga dapat mengganggu kekhusukan umat Islam yang tengah berpuasa.
Pemerintah Propinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten/Kota, kecamatan, kelurahan/nagari/desa diharapkan untuk dapat bertindak tegas terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran yang dapat merusak kekhusukkan umat yang tengah menjalankan ibadah puasa. Seperti penertiban warung kelambu, tempat-tempat hiburan, maupun lokasi maksiat lainnya.
Selama Ramadhan, pihak penyelenggara stasiun televisi agar dapat menayangkan film-film yang bernuansa Islami. Seleksi penayangan acara televisi agar disesuaikan dengan kondisi bulan Ramadhan. Hindari tayangan yang dapat merusak kesempurnaan ibadah puasa. Seperti film kekerasan, berbau pornografi dan gosip.
Diharapkan kepada masyarakat tidak menyaksikan vidio porno yang ada di HP, laptop, internet maupun CD yang akan dapat merusak kesempurnaan amal ibadah puasa.
Kepada Nahdliyin (warga NU), diimbau untuk menjalankan ibadah puasa dimulai pada hari Sabtu tanggal 21 Juli 2012 M sampai dengan 20 Agustus 2012 sesuai dengan hisab PW NU Sumbar, dengan tetap menunggu keputusan dari Pemerintah (Departemen Agama), kapan 1 Ramadhan dimulai. Karena PW NU memandang kewajiban nahdliyin mengikuti ulil amri (pemerintah).
Kepada da’i, mubaligh, ustazd/ustazdah dan penceramah agama yang mengisi jadwal tarawih maupun wirid, diharapkan menyampaikan dakwah yang menyejukkan, menyentuh kebutuhan umat dan menenangkan batin umat. Jangan sampai dakwah yang diberikan dapat menimbulkan fitnah, gunjingan dan menyudutkan pihak tertentu sehingga meresahkan umat.
Dihimbau kepada warga Nahdliyin tidak bertindak anarkis dalam menghadapi saudara-saudara kita yang mengganggu pusat kegiatan umat Islam, silakan salurkan ke badan/lembaga yang berwenang. Sesuai sikap nahdliyin yang tawassuth (moderat), I’tidal (adil), tasamuh (toleran).
Ikutilah ibadah Ramadhan dengan penuh khusuk dan beribadah tarawih bersama-sama keluarga dalam membentuk keluarga yang agamais untuk menghindari kemaksiatan dan kenakalan remaja.
Penulis: Bagindo Armaidi Tanjung
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
4
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
5
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
6
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
Terkini
Lihat Semua