NU Prediksi Sabtu, Kepastian Tunggu hasil Rukyat
NU Online · Kamis, 19 Juli 2012 | 02:29 WIB
Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama memprediksi hari pertama puasa Ramadlan 1433 H jatuh pada Sabtu tanggal 21 Juli 2012.
<>
“Tapi NU melalui Lajnah Falakiyah, belum menentukan, karena NU akan merukyah. Prediksi kan boleh, tapi tidak boleh memastikan karena menunggu hasil rukyah tanggal 19 Juli.”
Demikian ditegaskan Ketua Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama KH A. Ghazali Masroeri di hadapan pengurus lajnah, banom, dan lembaga NU, serta para wartawan dari berbagai media, di gedung PBNU, (18/7) dengan tema Menyambut Ramadlan 1433 H.
Menurut prediksi hisab NU, pada Jumat (20/7) nanti, hilal masih belum sampai kriteria visible. “Prediksinya tinggi hilal baru 1 derajat 38 menit 26 detik. Jadi, belum memenuhi kriteria visibilitas hilal.”
Sesuai kesepakatan Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) visibilitas hilal adalah dua derajat.
“NU tidak menentukan jauh-jauh hari karena Rasulullah tidak mengajarkannya. Selain itu, ilmu hisab bagi NU adalah untuk memandu mengarahkan dan mengontrol rukyah. Atau dengan lain perkataan untuk menghasilkan rukyah yang berkualitas,” tambahnya.
Di sisi lain, sambung Kiai Ghazali, rukyah sebagai instrumen pula untuk uji verifikasi atas hipotesis hisab. “Hitungan manusia itu bener apa nggak?” ujarnya.
Kalau kita hanya menggunakan hisabnya saja, tidak mau melakukan rukyah atau observasi langsung, ilmu hisab jadi stagnan dan mandeg.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis : Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
4
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
5
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
6
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
Terkini
Lihat Semua