Nasional

NU Jatim : NU dan Pesantren Tidak Dapat Dipisahkan

NU Online  ·  Senin, 4 Februari 2013 | 07:31 WIB

Probolinggo, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) tidak akan pernah makmur kalau tidak ada pondok pesantren. Oleh karenanya warga Nahdliyin hendaknya jangan pernah jauh-jauh dari pesantren. Sebab melalui pesantren akan lahir santri-santri handal yang akan membesarkan dan memakmurkan NU
<>
Statemen tersebut disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kraksaan Kabupaten Probolinggo.

Menurutnya, NU dan pondok pesantren itu bagaikan satu tubuh. Sehingga antara yang satu dengan yang lain harus saling mengisi. 

”NU dan pesantren tidak dapat dipisahkan. Sebab NU dan pesantren lahir dari jiwa dan raga,” ungkapnya.

Dikatakan oleh KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, NU sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan berbeda dengan yang lain. Sebab NU dibentuk tanpa adanya sosialisasi yang membicarakan macam-macam, tetapi langsung didirikan oleh ulama dan sukses hingga sekarang karena visi dan misinya menyangkut hakekat perjuangan para ulama-ulama NU.

”NU diproklamirkan dengan maksud untuk melestarikan dan mengembangkan ahlussunnah wal jamaah yang bertujuan untuk mempersatukan santri-santri pesantren untuk menciptakan kemaslahatan menyangkut harkat dan martabat manusia. NU itu adalah milik ulama yang isinya adalah perjuangan para ulama ulama-ulama NU,” jelasnya.

Dikatakan oleh pengasuh pesantren Zainul Hasan Genggong Kabupaten Probolinggo ini, saat ini PWNU Jawa Timur memiliki 3 program prioritas utama yaitu Kartanu, pendataan aset NU dan koperasi mabadiku bintang sembilan. Program ini dibuat sesuai dengan Musyawarah Kerja (Musker) PWNU Jawa Timur yang diselenggarakan di Kencong Kabupaten Jember.

”Pendataan aset ini perlu dilakukan supaya aset-aset NU didata dan dilegalitaskan. Sebab saat ini banyak data NU yang diambil oleh oknum lain. Sementara keberadaan koperasi milik NU Mabadiku Bintang Sembilan nantinya akan bekerja sama untuk dengan koperasi lain untuk mengembangkan koperasi bagi warga nahdliyin. Sedangkan Kartanu dibuat untuk mengetahui jumlah konkret warga NU di Jawa Timur,” terangnya.

 

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor : Syamsul Akbar