Subang, NU Online
Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) KH Masyhuri Malik mengatakan, NU didirikan para ulama pada tahun 1926 di Surabaya dengan cara mandiri. Kegiatan-kegiatannya dibiayai warga Nahdliyin sendiri.
<>
Di AD/ART, ada satu pasal yang tak pernah berubah hingga sekarang, yaitu sumber keuagan NU. Sumber keuangan NU diambil dari dana yang dinamakan i’anah syahriyah dan sumber-suber lain yang tak mengikat.
“Pasal itu tidak pernah diubah oleh para muktamirin, dan kiai-kiai NU,” kata Kiai Masyhuri pada Rapat Pimpinan Daerah Lembaga Ta’mir Masjid NU (LTMNU) Subang di Pesantren At-Tawazun, Ahad, (17/3).
Tapi, setelah Reformasi, NU tidak mandiri lagi. Hal itu disebabkan warga dan Pengurus NU yang bermental proposal dan meminta-minta kepada pihak lain.
Kia Masyhuri mengatakan, salah satu perusak mental warga NU adalah partai politik. Tapi ia menggarisbawahi NU bukan anti poltik, melainkan berpolitik dengan cara proporsioanal. “Jangan sampai NU “dijual” ke partai politik,”
Ketua LAZISNU ini kemudian mengimbau supaya NU kembali kepada kemandirian warga, “Negara mendapat 1.200 trilyun uang dari hasil jimpitan (pungutan). Dana NU juga harus diambil dengan cara seperti itu,” tegasnya.
Di akhir pemaparan, pungutan itu sudah menjadi kebiasaan warga NU, misalnya masjid di kampung-kampung itu tidak dibiayai negara, melainkan dibangun dari umatnya.
Penulis: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
6
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
Terkini
Lihat Semua