Nasional HARLAH KE-94 NU

Musisi Kikan: NU Benar-benar Wujud Islam Rahmatan lil ‘Alamin

Rab, 29 Januari 2020 | 05:30 WIB

Musisi Kikan: NU Benar-benar Wujud Islam Rahmatan lil ‘Alamin

Musisi Kikan. (Foto: NU Online/Husni Sahal)

Jakarta, NU Online
Hari kelahiran Nahdlatul Ulama yang ke-94 tahun versi masehi akan diperingati 31 Januari. PBNU sendiri bakal menggelar tasyakur di halaman kantornya pada Jumat (31/1). 

Di usia yang tidak lagi muda itu, peran NU sebagai organisasi yang menjunjung tinggi toleransi dan mau hidup berdampingan dengan golongan umat Islam manapun yang berlainan madzhab atau aliran diakui banyak pihak, termasuk oleh musisi Indonesia.

Eks Vokalis Grup Band Cokelat Namara Surtikanti atau yang lebih akrab disapa Kikan misalnya, menyatakan bahwa sepanjang perjalanannya, NU merupakan organisasi yang mampu memberikan pandangan-pandangan keagamaan yang menyejukkan, terutama buat umat Islam di Indonesia karena menurutnya, NU merupakan cermin Islam rahmatan lil 'alamin.

"Buat saya yang lebih penting, NU ini benar-benar menjadi wujud Islam yang rahmatan lil alamin," kata Kikan kepada NU Online, Selasa (28/1) melalui sambungan telepon, saat diminta pandangannya tentang NU. 

Menurut Kikan, Islam rahmatan lil ‘alamin yang dilaksanakan NU misalnya dalam hal toleransi. Katanya, persoalan toleransi di tubuh organisasi Islam terbesar di Indonesia ini telah terlaksana dengan baik.

"Kalau urusan toleransi, NU sudah ahlinya. Jadi tolernsi bukan menjadi agenda yang harus diulik banget," ucap perempuan yang juga menjadi Ketua Komunitas Musisi Mengaji (Komuji) Jakarta ini.

Menurutnya, peran yang harus sering dimainkan NU ke depan adalah dengan sering membuka ruang-ruang dialog sehingga kelompok yang satu dengan yang lain tidak mudah menyalahkan karena mengerti bahwa perbedaan-perbedaan pandangan atau ideologi di dalam Islam sebagai rahmat.

"Sekat-sekat itu tidak pernah dibuka. Harusnya duduk bersama-sama mencoba berdialog. Selama ini pokoknya saya yang bener, kamu yang salah. Jadi mudah-mudahan NU bisa menjadi wadah untuk merangkul berbagai macam pandangan dan perbedaan yang ada di umat Islam sendiri," harapnya.

Ia mengaku sangat berharap generasi millenial NU mampu memainkan dakwahnya yang dikenal ramah ini dengan mengikuti kemajuan digital. Sebab, sambungnya, ruang-ruang yang ada di media sosial banyak diisi pesan-pesan yang mengundang permusuhan.

"Ini kan di era sosial media: hate specch, hoaks berrtebaran di mana-mana. Saya harapannya millenial NU ini benar-benar berpartisipasi bersama-sama melakukan counter,"

Terakhir, ia mendoakan kemajuan buat NU dan bisa menjadi organisasi yang mampu memayungi banyak orang atau kelompok sehingga bisa menjadi rumah bersama.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Fathoni Ahmad