Nasional

Menteri Pertahanan Malaysia-Ketua Umum PBNU Bincang Dunia Islam

Sab, 25 Januari 2020 | 09:03 WIB

Menteri Pertahanan Malaysia-Ketua Umum PBNU Bincang Dunia Islam

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj (kiri) dan Menhan Malaysia Mohammad Sabu (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online 
Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj berbincang tentang perkembangan dunia Islam dewasa ini di Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (25/1). 

Pada perbincangan yang dikemas dengan diskusi panel bertema Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia itu kedua tokoh bersepakat bahwa dunia Islam tertinggal dalam berbagai bidang dari negara Barat dan bahkan negara Timur sendiri.  

Mohammad Sabu menyebutkan padahal ada hadits yang mengatakan Islam itu tinggi dan tak ada yang lebih tinggi dari Islam. Tapi kenyataannya justru tertinggal. 

Menteri dari Partai Amanah Negara ini menilai penyebab tertinggalnya umat Islam karena tidak melaksanakan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh. Malah, ajaran Islam dilaksanakan oleh negara-negara maju seperti Jepang.

Menurut dia, Jepang misalnya, kalau warganya mengucapkan dua kalimat syahadat maka mereka adalah penduduk Muslim terbaik di dunia karena melakukan perintah ajaran Islam seperti disiplin waktu, amanah, dan menjaga kebersihan. 

"Di masa yang akan datang kita harus pergi kepada pelaksanaan ya’lu wa la yu’la alaih. Jangan kita saling menyalahkan," katanya pada diskusi yang dipimpin Yenny Wahid ini. 

Sementara KH Said Aqil Siroj mengajak semua pihak untuk tidak mempertentangkan lagi agama Islam dan negara sebab keduanya sudah diselesaikan oleh para ulama terdahulu yang bervisi nasionalis religius seperti salah seorang pendiri NU, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. 

Kiai Said berharap Indonesia dan Malaysia menjadi kiblat kebudayaan Islam di masa-masa yang akan datang. 

Pembicara lain pada diskusi itu ada Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan RI Mahfud MD. Turut berbicara mantan Menteri Luar Negeri zaman Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Alwi Shihab dan tokoh Katolik Romo Muji Sutrisno. 

Diskusi yang berlangsung santai dan penuh keakraban tersebut diakhiri dengan bersama-sama mengucapkan selammat hari lahir Nahdlatul Ulama yang jatuh pada 31 Januari. 

Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Kendi Setiawan