Makassar, NU Online
Sebanyak 150 orang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Muharrik Masjid NU di aula Kantor NU Sulsel jalan Perintis Kemerdekaan KM 9 nomor 29, Senin (8/9) siang. Peserta yang terdiri atas pengurus masjid dan utusan sejumlah ormas ini membahas beberapa persoalan manajemen masjid hingga perubahan sosial berbasis masjid.
<>
Menurut Ketua LTMNU Sulsel Prof Mir Alam, Diklat Muharrik ini sengaja dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab di samping memberikan bekal pemahaman bagi para peserta bagaimana memanajemen masjid yang baik dan tidak salah kelola.
âNamun yang lebih penting masjid dijadikan sebagai pusat aktifitas umat Islam, bukan untuk menyebarkan ideologi-ideologi ekstrem atas nama Islam baik fundamental maupun liberal. Karena, dua paham ini jauh dari akar tradisi keberagamaan Islam Indonesia,â ujar Mir Alam dalam sambutannya.
Sementara Ketua LTM PBNU KH Abdul Manan A Ghani mengatakan, pengurus masjid NU setidaknya mempunyai peran sebagai agen perubahan, Â agen ideologi Aswaja NU, dan Muharrik sebagai manajer.
âMuharrik bukan sebagai pengelola masjid, namun bagaimana memberikan advis, cara, dan implementasi menghidupkan dan memakmurkan masjid,â kata Kiai Manan yang aktif sebagai fasilitator pelatihan. (Andi M Idris/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua