Nasional

Menteri Nadiem: NU Penggerak Reformasi Pendidikan di Tanah Air

Jum, 7 Agustus 2020 | 10:00 WIB

Menteri Nadiem: NU Penggerak Reformasi Pendidikan di Tanah Air

Mendikbud Nadiem Makarim (Foto: itjen.kemdikbud.go.id)

Surabaya, NU Online 

Permasalahan pendidikan di Tanah Air sangatlah kompleks. Dan hal tersebut harus melibatkan berbagai kalangan, agar persoalan yang dihadapi dapat terurai dan ditemukan solusi terbaik.

 

Semangat itu juga yang tengah diupayakan Nahdlatul Ulama. Salah satunya adalah seperti yang dilakukan Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama atau LPTNU Jawa Timur. Yang dilakukan adalah dengan menggelar webinar yang menghadirkan sejumlah tokoh, termasuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim.

 

Saat diberikan kesempatan, KH Marzuki Mustamar dengan tegas meminta agar Kemendikbud tidak meninggalkan Nahdlatul Ulama. Sebab dalam perjuangan bangsa ini terutama dalam dunia pendidikan, NU selalu hadir. 

 

“NU memiliki banyak perguruan tinggi baik yang bernaung di bawah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau milik yayasan dan perseorangan yang berafiliasi ke NU,” kata Ketua PWNU Jatim tersebut, Kamis (6/8). 

 

Secara khusus, Kiai Marzuki mengajak semua kalangan, khusususnya Mendikbud untuk terus melibatkan berbagai pihak dalam mengurai permasalahan yang melilit bangsa ini, khususnya saat masuk pandemi Corona.

 

“Karena itu, kami mohon Mas Nadiem jangan sampai meninggalkan NU. Negeri ini tidak akan berdiri tanpa adanya para ulama Nahdlatul Ulama,” tegas Kiai Marzuki.

 

Mendapatkan pesan tersebut, Nadiem Makarim mengaku NU adalah rumahnya bahkan sudah menjadi rumah bagi seluruh sumber daya manusia yang ada di Kemendikbud. Dalam pandangannya, pergerakan pendidikan di kampus merdeka sudah dilakukan NU sebelum negara ini lahir. 

 

“Karenanya saya berikan apresiasi ke PBNU yang menjadi penggerak reformasi pendidikan. Tanpa PBNU, identitas pendidikan budaya, akhlak dan karakter tidak akan terbentuk,” jelas Nadiem.

 

Ikhtiar Kampus NU
Silaturahim dan webinar pendidikan tinggi NU se-Indonesia ini diikuti sejumlah kalangan, termasuk beberapa pengurus LPTNU dan Prof M Nuh, mantan Mendikbud. 

 

Achmad Jazidie selaku Ketua PW LPTNU Jatim mengatakan bahwa kegiatan dalam upaya menjaring aspirasi dari kampus Nahdliyin di Indonesia. Yang juga ingin diraih yakni kesadaran bersama untuk membangun dan mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

 

“Webinar ini memang untuk memfasilitasi hal tersebut,” kata pria yang juga Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini saat membuka acara.

 

Terkait kiprah PW LPTNU Jatim, Kiai Marzuki meminta lembaga ini benar-benar mengetahui jumlah potensi kampus yang ada. Dengan demikian, bisa melakukan langkah nyata dalam memberdayakannya.

 

“LPTNU Jatim harus punya jumlah dosen berapa seluruhnya, problemnya apa, sudah memenuhi syarat sebagai perguruan tinggi ada berapa persen dan sebagainya,” jelasnya.

 

Jika data sudah dikantongi, maka harus yang harus dilakukan adalah mendampingi,  terutama kampus yang masih belum memenuhi syarat. Pada saat yang sama, kampus NU yang sudah maju diwajibkan melakukan pendampingan dan bimbingan ke kampus yang standarnya di bawah.

 

“Juga harus melakukan sinergi, saling tukar dosen. Kampus yang kuat agar dosennya diminta mengajar di kampus yang masih belum kuat, sehingga nantinya bisa maju secara bersama,” pesannya.

 

Dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut juga meminta agar LPTNU senantiasa menyuarakan kepada Nahdliyin terutama ke siswa MA, SMA, SMK dan Ma’arif NU agar memilih kampus sendiri. 

 

“Kalau harus kuliah di swasta, pilihlah kampus NU tapi kalau ke kampus negeri pilihkan yang aman dari paham radikalisme,” tegasnya. 

 

Kontributor: Rof Maulana
Editor: Ibnu Nawawi