Nasional

Mengenang Mahbub Djunaedi Sang Pendekar Pena

Rab, 31 Juli 2019 | 15:45 WIB

Mengenang Mahbub Djunaedi Sang Pendekar Pena

PW LTNNU NTB gelar diskusi mengenang Mahbub Djunaedi

Mataram, NU Online
Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Ta'lif Wan Nasyr Nadhlatul Ulama (LTNNU) Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memperingati Hari Lahir ke-85 Mahbub Djunaedi bertempat di De Lima Caffe Jln Bungkarno Kota Mataram, Rabu (31/07) sore.
 
Kegiatan yang menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan tokoh akademisi,  politisi,  dan praktisi. Hadir pula wartawan senior yang juga Pimred Lombok Post TV Rudi Hidayat, Akademisi UIN Mataram Moh Saleh Ending, Sekretaris IKA PMII NTB Akhdiansyah, dan sekitar 50 kader Badan Otonom NU serta PMII yang ada di Kota Mataram. 
 
Dalam kegiatan tersebut Akhdiansyah menjelaskan bahwa gagasan Mahbub Djunaedi memberikan peran penting dalam partisipasi politik kebangsaan dengan lahirnya khitah plus untuk mendirikan PKB. 
 
"Salah satu gagasan politik kebangsaannya adalah khitah plus untuk lahirnya PKB dari tubuh NU," ungkap politikus sekaligus Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) NTB ini. 
 
Pimred Lombok Post TV Rudi Hidayat menjelaskan juga sosok Mahbub Djunaedi, dirinya berharap lahir dari kalangan generasi aktivis muda milenial sekarang supaya dunia jurnalis semakin kuat. 
 
"Kita butuh sosok Mahbub Djunaedi era milenial, sosok jurnalis yang kuat," ungkapnya. 
 
Akademisi dan WD 2 Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Mataram, Saleh Ending menerangkan bahwa kehadiran Mahbub Djunaedi adalah tonggak rumah generasi muda yakni Pergerakan Mahasiswa IsIam Indonesia (PMII). 
 
"Beliau adalah sosok pendiri sekaligus Ketua Umum pertama PB PMII tahun 1960 dan merupakan dasar kebangkitan generasi muda Indonesia," kata Pengurus NU NTB ini. 
 
"Kenangan terbaik untuk sosok Mahbub Djunaedi adalah doa dan gagasan-gagasannya perlu dihidupkan kembali," imbuhnya. 
 
Mahbub Djunaidi lahir di Jakarta, 27 Juli 1933 dan meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, 1 Oktober 1995 pada umur 62 tahun. Dia seorang sastrawan Indonesia.
 
Ayahnya, H Djunaidi adalah seorang tokoh NU dan anggota DPR pemilu 1955. Ia merupakan anak pertama dari 13 saudara. Mahbub Djunaidi lahir di Jakarta, tetapi harus pindah ke Solo karena kondisi di Jakarta yang sedang bergejolak. Selama di Solo, ia bersekolah di Madrasah Mambaul Ulum. 
 
Pada saat itulah, ia mulai mengenal beragam karya sastra mulai dari Mark Twain, Sutan Takdir Alisyahbana dan lain-lain. Ia terkenal sebagai tokoh wartawan dan sastra. Selain itu, ia merupakan aktivis PMII dan Ketua Umum PB PMII pertama. Karya-karyanya banyak beredar. (Hadi/Muiz)