Nasional

Mengenal Kiai Ma’ruf dan Kiai Miftach yang Masuk 500 Top Muslim Dunia

Rab, 3 November 2021 | 07:00 WIB

Mengenal Kiai Ma’ruf dan Kiai Miftach yang Masuk 500 Top Muslim Dunia

Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, dan Musytasyar PBNU yang juga Wapres RI KH Ma’ruf Amin. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Dua kader kebanggaan Nahdlatul Ulama (NU), Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Miftachul Akhyar, dan Musytasyar PBNU yang kini menjabat Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin masuk ke dalam indeks 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia tahun 2022, yang disusun lembaga riset independen berbasis di Yordania.


Kedua tokoh NU tersebut masuk dalam kategori Administration of Religious Affairs. Indeks ini merupakan hasil survei tahunan untuk mengukur serta menunjukkan pengaruh yang dimiliki oleh sejumlah Muslim dalam komunitas masyarakat di dunia melalui berbagai bidang seperti budaya, pemikiran dan ideologi, politik ataupun ekonomi.


KH Miftachul Akhyar
Kiai Miftah merupakan Pengasuh Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya. Ia adalah putra Pengasuh Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah, KH Abdul Ghoni. Lahir pada 1953, Kiai Miftach merupakan anak kesembilan dari 13 bersaudara.


Sosok bersahaja yang kini mengemban amanah tertinggi NU itu memang sarat dengan beberapa kriteria. Di antaranya, merupakan tokoh ulama yang sangat disegani, memiliki keahlian yang tinggi di bidang fikih, mudah bergaul dengan semua kalangan, dan peka terhadap problematika keumatan.


Tak heran jika The Royal Islamic Strategic Studies Centre menobatkan dirinya menjadi 500 top muslim berpengaruh. Di NU Kiai Miftach sebelumnya juga pernah dipercaya sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya 2000-2005, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2013, 2013-2018, dan Wakil Rais 'Aam PBNU 2015-2020 yang selanjutnya didaulat sebagai Rais 'Aam PBNU 2018-2021.


Rekam jejak tokoh yang juga memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI) kini merupakan sosok yang mampu menjaga kondusivitas dinamika masyarakat agar tidak sampai keliru memahami fatwa dan memanfaatkannya hanya untuk golongan tertentu saja.


Hal lain yang membuatnya layak dijadikan teladan adalah keseimbangan antara kapasitas keulamaan dan kapasitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dimilikinya.


KH Ma’ruf Amin
Kiai Ma’ruf adalah keturunan dari Syekh Nawawi al-Bantani, ulama besar asal Banten. Ia menempuh pendidikan awal di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Ibnu Chaldun dan sempat berkarir sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Agama Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta.


Sebelum menduduki jabatan sebagai Wakil Presiden RI, Kiai Ma’ruf tengah memegang dua jabatan penting. Yakni, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2020 dan Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2015-2020.


Sebagai ulama berpengaruh di Indonesia, dalam perjalanan karier, Kiai Ma'ruf juga sempat mendapatkan posisi pada pemerintahan maupun di legislatif. Di pemerintahan, ia sempat menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (kehidupan beragama) tercatat dari 2007, 2010, hingga 2014. 


Sementara di legislatif, Kiai Ma'ruf terpilih sebagai anggota termuda DPRD DKI Jakarta hasil Pemilu 1971 dan masuk melalui Partai Nahdlatul Ulama (PNU). Pada saat itu, usianya masih 28 tahun. Ia juga merupakan Ketua Dewan Syuro pertama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 22 tahun silam. 


Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori