Nasional

Mendorong Toleransi dan Menanggulangi Terorisme Melalui Media Sosial

NU Online  ·  Rabu, 9 September 2015 | 02:30 WIB

Mataram, NU Online
Badan Nasional Peanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTB menggelar Workshop Metode dan Best Practice mengenai Countering Violent Extrimism (CVE), Rabu-Jumat (9-11/9) di Mataram, NTB.<>

CVE dikembangkan dalam Forum Global Terrorism Forum (GCFT) yang diikuti oleh santri dari berbagai daerah. Kegiatan ini berbasis pada pemanfaatan media sosial untuk mendorong toleransi dan penanggulangan terorisme.

“Kami berharap melalui kegiatan ini, para santri dan aktivis media sosial dapat menerapkan pendekatan CVE melalui pemanfaatan media sosial dalam rangka penguatan toleransi, penanggulangan radikalisme dan terorisme di daerah,” jelas Direktur Kerjasama Regional Multilateral BNPT, Herry Sudrajat.

Kapolda Nusa Tenggara Barat, Brigjen Pol Srijono dalam sambutannya menyampaikan, bahwa wilayah NTB termasuk dalam kategori merah. “Sebagian besar masyarakat menjadi korban radikalisme, karena NTB merupakan daerah yang masih sangat hijau sehingga menjadi sasaran strategis penyebaran paham radikalisme, terutama melalui media sosial,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua FKPT NTB, H Mujid Tahir mengatakan, bahwa masyarakat di NTB menolak gerakan radikalisme dalam bentuk apapun. Tetapi, dia mengatakan, sebagian besar masyarakat masih bersikap pasif dalam menanggapi gerakan-gerakan yang mengarah pada radikalisme dan terorisme.

“Seluruh lapisan masyarakat di sini ada pada posisi moderat, yang terlibat dalam gerakan dan paham radikalisme sama sekali bukan dari kalangan pesantren,” terangnya.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun NU Online, CVE merupakan sebuah  proses intervensi yang mencakup 4 alat yang sering digunakan oleh organisasi terorisme dalam mengembangkan organisasi dan melakukan aksinya dan juga 4 (empat) alat yang digunakan sebagai pendukung dalam operasional.

Pendekatan ini dimulai dengan pemberian inokulasi (semacam memberi obat atau vaksin, red) kepada para kader teroris, melakukan pencegahan, adanya keterlibatan dalam tindak kekerasan, dan rehabilitasi para pelaku terorisme yang ditangkap. Dengan kata lain CVE berbicara mengenai pencegahan dan deradikalisasi. (Fathoni)