Jakarta, NU Online
Tahun 2019 merupakan tahun politik. Pasalnya, Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) terjadi pada tahun ini. Berbagai ketegangan tak jarang muncul dan mewarnai pesta demokrasi lima tahunan ini.
Dalam merespons peristiwa politik, diperlukan kedewasaan agar persatuan dan kesatuan selalu terjaga. Hal tersebut juga yang sering kali dikemukakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj kepada warga NU.
Menurut Kiai Said, setiap menjelang pemilu, dirinya selalu berpesan kepada warga NU agar selalu menjaga persatuan dan kesatuan. "Kita sudah berkali-kali secara struktural sampai ke bawah (ranting) berpesan agar menjaga persatuan dari kesatuan," kata Kiai Said di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (31/12).
Terkait perbedaan politik yang kerap terjadi di tubuh NU, dirinya mengaku tidak mempersoalkannya. Dalam pandangannya, perbedaan politik merupakan persoalan biasa dalam berdemokrasi.
"Soal pilihan terjadi perpecahan itu soal biasa, rutinitas demokrasi lima tahun. (yang penting) Jangan sampai hal ini menjadikan perpecahan," jelasnya.
Kiai alumnus Universitas Ummul Qura Mekkah, Arab Saudi ini mengajak umat Islam agar selalu menjaga kepribadian bangsa Indonesia dengan tetap menjunjung tinggi akhlakul karimah.
"Indonesia merupakan umat islam yang beradab, berbudaya, berakhlakul karimah. Itu yang paling penting. Prinsip agama itu akhlak, moral," ucapnya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)