Masa Depan Umat Islam Dunia Ada di Indonesia
NU Online Ā· Jumat, 21 November 2014 | 14:01 WIB
Jakarta, NU Online
KH Said Aqil Siroj menyebutkan, hampir setiap minggu PBNU menerima tamu dari luar negeri. Tamu yang datang belakangan ini di antaranya Duta Besar Prancis dan Swedia. Mereka tertarik pada Islam di Indonesia.
<>
Menurut Ketua Umum PBNU tersebut, mereka selalu bertanya bagaimana caranya umat Islam Indonesia yang mayoritas, tapi mengajak dan mengamalkan sikap toleran kepada yang minoritas, juga mengutuk terosrisme.
āBiasanya yang mayoritas itu semaunya sendiri,ā katanya pada pidato pembukaan Konferensi Besar Fatayat NU di aula Gedung Kemenag RI, Jakarta, Jumat (21/11).
Dalam hal ini, menurut Kiai Said, tam-tamu tersebut mengapresiasi umat NU yang berjumlah 70 juta selalu bersikap moderat dan mengutuk kekerasan. āApa yang bisa kita harapkan dari kemajuan Islam di Timur Tengah?ā tanyanya.
Karena, kata kiai asal Cirebon tersebut, di Timur Tengah tiap hari bom meledak, tiap hari ada yang meninggal. Apa yang diharapkan dari negara yang tidak damai dengan sebangsanya sendiri. āInsya Allah kemajuan masa depan ada di umat Islam Indonesia. Umat Islam Indonesia itu ada di NU,ā katanya disambut tepuk tangan kaum Fatayat. Ā
Peran NU selama ini selalu menjadi penengah. NU sudah empat kali menjadi mediator perdamaian berbagai kelompok di Afghanistan. Jadi mediator Suni dan Syiah di Iraq. Begitu juga di Indonesia. āContohnya waktu jemaat HKBP diusir di Ciketing, Bekasi, saya turun,ā katanya.
Di ujung pidato, kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir pada kesempatan itu, kiai yang akrab disapa Kang Said, itu meminta untuk menyampaikan pada Presiden Joko Widodo menjadikan hari santri nasional pada tanggal 22 Oktober.
Menurut dia, tanggal 1 Muharam itu biarkan menjadi tahun baru umat Islam seluruh dunia. Sementara untuk konteks perjuangan Indonesia yang berkaitan dengan para santri adalah 22 Oktber tersebut.
Pada tanggal tersebut, lanjut Kang Said, ada Resolusi Jihad yang dikeluarkan Rais Akbar NU KH Hasyim Asyāari. Resolusi itu memicu peperangan habis-habisan rakyat Jawa Timur untuk menghadang NICA masuk Surabaya. (Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
2
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
3
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua