Jakarta, NU Online
Meski difabel, bukan berarti harus pasrah dan bergantung pada orang lain. Hal itu yang memecut semangat Pak Ghofur, Pak Kandar dan 5 kerabatnya yang memiliki kekurangan serupa ketika mendirikan Difabel Blora Mustika pada tahun 2011.
Kecelakaan yang dialami Pak Ghofur ketika membantu perbaikan gedung sekolah SMK NU di Blora membuat kedua kakinya harus diamputasi. Namun, ia tidak menyerah dan malah menjadi motor penggerak Difabel Blora Mustika (DBM). Semangatnya kembali muncul saat bertemu Pak Kandar yang kedua tangannya juga diamputasi akibat kecelakaan kerja, dan harus bekerja serabutan untuk biaya pengobatan diabetes sang istri serta biaya sekolah putrinya.
Kini DBM beranggotakan 600 orang, terdiri dari difabel kusta, tuna netra, tuna runggu, tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa, tuna mental, psikotik, autis, polio, hidrosepalus, dan amputasi. Selama ini, kegiatan DBM dilakukan di halaman rumah Pak Kandar yang kondisinya jauh dari layak. Kondisi alat produksi yang sudah tidak memadai pun membuat proses produksi sedikit terhambat.
Pengalaman pribadi Pak Ghofur mendorongnya untuk menciptakan kesempatan bagi diri sendiri dan para anggota DBM. Meski terbatas, namun tetap sangat bersemangat.
"Hidup tanpa kedua kaki bukan alasan untuk Kami berpasrah dan bergantung pada orang lain. Saya bingung mau kerja di mana, gak ada yang mau menerima saya karena saya gak punya kaki. Modal awal kami dari iuran anggota dan hanya cukup untuk membeli peralatan batik sederhana. Meskipun kami tidak punya kesempatan, kami sendiri yang harus membuat kesempatan itu," ungkapnya beberapa waktu lalu.
Tergerak, NU Care-LAZISNU berinisiatif melakukan penggalangan dana untuk membantu para difabel agar memiliki alat produksi yang lebih memadai. Penggalangan dilakukan melalui laman Kitabisa.com/dirikanDifabelBlora, NU Care mengajak publik untuk membantu pengembangan DBM yang menjadi satu-satunya harapan bagi ratusan penderita disabilitas di Blora.
Banyak diantara anggota DBM yang merupakan tulang punggung keluarganya, namun tidak memiliki kesempatan bekerja karena kondisi mereka.
Hingga kini laman Kitabisa.com/dirikanDifabelBlora telah mengumpulkan Rp 60.172.382 dari 206 orang donatur serta dibagikan sebanyak 5633 kali di media sosial. Nur Rohman, Manajer Fundraising NU Care-LAZISNU mengatakan, dukungan harus terus diberikan untuk kemajuan DBM.
"Mari bantu rumah batik Pak Kandar dan teman-teman, untuk mereka bisa berkarya terus, untuk kemajuan DBM," ajak Rohman. (Red: Kendi Setiawan)