Jakarta, NU Online
Kecanduan gawai mengakibatkan apatisme pelajar putri Indonesia saat ini terhadap lingkungan sekitar. Mereka juga cenderung individualis atau berkelompok dengan gengnya saja. Tak jarang, geng tersebut melakukan caci maki fisik ataupun non-fisik.
"Maka hal ini dirasa perlu untuk kembali membentuk karakter pelajar putri menjadi pribadi yang santun dan peduli pada lingkungan sekitar," kata Nurul Hidayati Ummah, Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) pada Selasa (1/1).
Berdasarkan fenomena itu, IPPNU, jelasnya, memiliki PR yang kompleks untuk membentuk pelajar putri yang memiliki good manner atau yang biasa disebut berakhlaqul karimah.
"Harapannya, di tahun 2019 mendatang IPPNU dapat berperan penuh untuk ikut serta membentuk karakter pelajar putri Indonesia yang tak hanya smart, namun juga memiliki good attitude," ujarnya.
Hal itu diwujudkan melalui program-program yang serentak dilakukan di komisariat-komisariat sekolah, anak cabang, cabang dan wilayah seluruh Indonesia.
Menggalakkan pengkaderan di seluruh tingkatan dari ranting hingga pusat perlu selalu ditingkatkan. "Melalui pengkaderan ini IPPNU dapat memasukan nilai-nilai aswaja yang menjadi ruh NU," terangnya.
Dengan begitu, IPPNU dapat membentuk pelajar yang tak hanya berintelektual tinggi, namun juga memiliki akhlak yang baik. "Ini adalah tugas bersama sebagai Kader IPPNU," pungkasnya. (Syakir NF/Abdullah Alawi)