Banda Aceh, NU Online
Pelaksanaan Malam Kebudayaan Ansor yang digelar Jum'at (14/6) kemarin di Hotel Hermes Palace berlangsung meriah. Sejumlah atraksi budaya yang berisikan pesan-pesan moral dan agama dikemas dalam sebuah panggung yang menghibur.<>
Sekretaris Gerakan Pemuda (GP) Ansor Aceh Zulfikar Djamaluddin yang juga panitia acara tersebut menerangkan, kegiatan itu dilakukan untuk merefleksi masalah-masalah social yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Aceh. Hanya saja, penyampaian pesan-pesan moral dan agama itu tidak disampaikan dalam bentuk seminar atau pidato-pidato politik.
"Biar tidak bosan, kita kemas dalam bentuk panggung budaya. Ada penampilan puisi dan syair, barongsai, hiphop, Saman, Zikir dan Shalawat, pertunjukan ilusi, serta beberapa lainnya," jelas Zulfikar.
"Ini salah satu bukti betapa Aceh merupakan daerah yang kaya dengan khazanah budaya," sambungnya lagi.
Kekayaan khazanah budaya Aceh sambung Samsul B Ibrahim, Ketua GP Ansor Aceh, acap kali dilihat dalam konteks mikro. Budaya tidak dilihat sebagai modal pembangunan Aceh dalam konteks makro. Padahal di beberapa daerah lain seperti di Bali, masyarakat dapat menggantungkan hidupnya dengan nilai-nilai budaya. Pada faktanya, sector pariwisata Bali tidak dapat berdiri sendiri tanpa penguatan nilai-nilai budaya yang membuat Bali kian unik.
Aceh sebagai salah satu wilayah yang otonom harusnya bisa lebih baik dari daerah lainnya. Sayangnya acap kali, masyarakat Aceh mengenyampingkan nilai-nilai budaya. Samsul menyebutkan, tradisi mengucapkan salam di antara sesama masyarakat sudah terdegradasi.Â
"Mungkin ada yang melihat salam itu sebagai hal kecil. Padahal itu unik. Mungkin itu dapat menjadi salah satu ikon wisata religi kita berkaitan dengan adanya pesta wisata baik Banda Aceh Visit Years maupun Aceh Visit Years 2013 yang sedang dilakukan oleh Pemerintah Aceh," katanya.
"Ini modal. Nggak boleh disepelekan. Jadi mari kita gerakkan kembali gerakan kebudayaan di Aceh," pintanya menyambung pembicaraan.
Pernyataan Samsul dibenarkan oleh Wakil Bendahara PP Ansor, Faisal Ali Hasyim yang datang mewakili ketua PP Ansor Nusron Wahid. Gerakan kebudayaan katanya memiliki peran yang cukup besar untuk mengoptimalkan pembangunan.Â
Dia berharap, Ansor sebagai salah satu elemen masyarakat di Aceh dapat berkontribusi lebih banyak di setiap tahapan pembangunan. "Ansor Pusat akan selalu mendukung kerja-kerja Ansor wilayah," ujarnya dalam kegiatan tersebut.
Sementara itu, Ketua PWNU Aceh Tgk H Faisal Ali yang menjadi tamu khusus dalam acara itu juga mengakui masyarakat Aceh begitu mudah melupakan budaya lokal. Ironisnya di lain sisi, masyarakat justru lebih terbuka dengan budaya-budaya asing. Dalam keseharian, aktifitas social antara warga sudah menurun. Masyarakat Aceh sudah menjadi komunitas warga yang sangat individualistis.
"Anak-anak sudah lupa pada bulukat kuah tuhe karena sudah ada pizza hut, halua bertukar Mc Donald, geukarah berganti KFC dan lainnya," itu contoh lainnya sebut Faisal yang juga Wakil Ketua MPU Aceh.
Malam kebudayaan Ansor dihadiri sekitar 250 tamu undangan yang merupakan representasi Pemerintah Aceh, Anggota DPR Aceh Hj Nurleila, Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Sa'adudin Djamal, Rektor Unsyiah Prof DR Samsul Rizal, representasi pemerintah Aceh Besar, kalangan politisi, musisi Aceh Rafli, budayawan Aceh Ayi Sarjev, dan sejumlah organisasi serta komunitas kepemudaan.
Redaktur: A, Khoirul Anam
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
2
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua