Jakarta, NU Online
Populisme Islam mencuat pasca-pilgub DKI Jakarta 2016 lalu. Hal demikian perlu menjadi kajian bersama perihal gejala dan dampaknya.
"Tren terkini Islam Indonesia yang menampakkan gejala populisme agama," kata Deni Hamdani, dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta kepada NU Online pada Kamis (10/1).
Pada saat yang sama, muncul Islam Nusantara yang mengusung visi Islam moderat, anti kekerasan, dan pro-NKRI.
Melihat hal itu, Unusia menggelar kuliah umum dengan tema The Dynamic of Civil Society in Contemporary Indonesia: Populism Challenges and The Promise of Islam Nusantara" (Dinamika Masyarakat Sipil di Era Indonesia Kontemporer: Tantangan Populisme dan Harapan Islam Nusantara).
Kegiatan ini akan digelar pada Jumat (11/1) pukul 18.30 WIB di kampus 1 Unusia, Jalan Taman Amir Hamzah, Pegangsaan, Jakarta Pusat.
Diskusi ini menghadirkan Guru Besar Antropologi Universitas Boston, Amerika Serikat, Robert Hefner. Ahmad Muhtarom, staf akademik Unusia, menjelaskan bahwa Hefner merupakan salah satu peneliti yang memiliki pengaruh besar di kalangan pengkaji ilmu sosial dan Islam Indonesia.
"Ia juga seorang peneliti senior yang sudah konsen dalam diskursus budaya, politik dan pendidikan Muslim sejak pertengahan 1980-an dan riset tentang perbandingan sosiologi/antropologi agama-agama dunia selama 30 tahun terakhir ini," jelasnya. (Syakir NF/Abdullah Alawi)