Nasional MUNAS-KONBES NU 2019

LTM PBNU: Masjid Harus Bersih dari Fitnah, Hoaks, dan Ujaran Kebencian

Ahad, 24 Februari 2019 | 07:45 WIB

Jakarta, NU Online
Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU) kembali meluncurkan gerakan Bersih-Bersih Masjid (BBM) Berkah. Kegiatan yang berlangsung Ahad (24/2) diadakan bersamaan dengan menyambut Munas-Konbes NU 2019.

Koordinasi Nasional BBM Berkah mengatakan kegiatan dilandasi alasan bahwa masjid adalah rumah Allah, tempat di mana umat Islam bermunajat kepada Allah Swt, sekaligus sebagai tempat membangun peradaban yang menjunjung nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin.

"Dengan kata lain, masjid merupakan sarana atau fasilitas untuk terinderanya kasih-sayang di pelataran masyarakat. Masjid adalah tempat perekat umat, bahkan perekat seluruh bangsa. Masjid adalah tempat di mana nilai-nilai persaudaraan dan persatuan ditumbuh-kembangkan, baik itu antar-sesama muslim, antar-sesama warga Negara, maupun antar-sesama manusia," katanya.

Di bulan-bulan politik ini, kata Also panggilan akrabnya, para petualang politik mulai masuk ke masjid, kampanye di dalam masjid, melakukan berbagai manuver dan insinuasi yang memanfaatkan masjid sebagai ladang kampanye mereka. Para petualang politik tidak segan-segan melakukan provokasi dengan berbagai bentuk fitnah, hoaks, dan ujaran kebencian. Ini tidak bisa dibenarkan, harus dihentikan dan harus dilawan. 

Politik masjid adalah politik kebangsaan, yaitu politik yang mengedepankan cinta dan kasih sayang untuk seluruh elemen bangsa. Oleh karena itu, masjid harus bersih dari berbagai hal yang berurusan dengan politik-kekuasaan atau politik jangka pendek karena itu melanggar fungsi dasar masjid dan mengancam norma-norma ukhuwah (persaudaraan dan persaturan) di tengah-tengah masyarakat.

Oleh karen itu, LTM PBNU mendorong para takmir masjid atau para DKM, juga segenap jamaah masjid dan tokoh masyarakat, untuk berperan aktif mencegah dan melawan masuknya provokasi dan kampanye politik-kekuasaan ke dalam masjid; berani mengingatkan (bahkan menghentikan) para khatib atau da’i yang melakukan provokasi politik-praktis di dalam masjid; menolak politisasi masjid.

"Bahwa, masjid harus bersih dari fitnah, hoaks, dan ujaran kebencian yang diinsinuasi oleh para petualang politik," tegas Ali.

Para takmir masjid juga harus mengintensifkan silaturahim dan tabayun untuk mengatasi segala bentuk insinuasi politik dan manuver politisasi masjid; meramaikan masjid sebagai pusat persaudaraan dan persatuan seluruh umat Islam, serta menghidupkan masjid sebagai pusat distribusi rahmatan lil ‘alamin di tengah-tengah masyarakat. (Kendi Setiawan)