Nasional

Laporan Keuangan LKNU Raih Predikat Terbaik

NU Online  ·  Kamis, 19 Juli 2012 | 04:07 WIB

Jakarta NU Online
Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) meraih rangking A1 dalam melaksanakan program Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat (PABM) di 21 provinsi.Menurut Sekretaris LKNU Anggia R. Marini, predikat itu disampaikan sebuah lembaga evaluator independen.<>

“Tiap enam bulan, program ini dievaluasi. NU, melalui LKNU selalu mendapat rangking A1. Ini predikat paling tinggi mengalahkan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) dan Kemenkes yang juga memiliki program yang sama,” ujarnya, di kantor LKNU, gedung PBNU, Jakarta.

Program PABM ini sudah berjalan dua tahun, dan bulan Juli ini memasuki tahun ketiga. Program ini menyentuh tiga area. Pertama, penjangkauan terhadap populasi kunci yaitu pihak-pihak yang berisiko paling tinggi tertular HIV AIDS seperti PSK, pengguna narkoba jarum suntik, waria dan gay. 

“Yang kedua, pendampingan terhadap Orang dengan HIV AIDS (ODHA). Ketiga, penguatan kapasitas lembaga berbasis agama (NU, dan LSM yang lain). 

Padahal, sambung Anggia, LKNU sebelumnya diragukan. “Mengurus istighotsah bagus, ya itu biasa pekerjaan NU, tapi mengurus AIDS itu luar biasa.” 

Faktor kunci keberhasilan LKNU adalah, pertama, menggaet mitra-mitra yang sudah berpengalaman seperti Yayasan Spiritia, Yayasan Kusuma Buana dan Pelita Ilmu. Kedua, pengurus di pusat tidak hanya melulu mengurus program, tapi mendalami isunya.    

Selain itu, pelaksana program di daerah, LKNU membidik banom, lembaga atau lajnah yang paling berpotensi untuk melaksanakan program ini. “Jadi, tidak hanya LKNU. Di Sulawesi Utara misalnya, dilaksanakan LKKNU, di Gorontalo LKKNU, di beberapa provinsi lain, ada Fatayat, ada juga yang oleh LKNU sendiri. 

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mendukung apa yang dilakukan LKNU. Ia mengatakan, apa yang dilakukan LKNU adalah dakwah bil-hal (dengan perbuatan). 

Hal itu dikemukakan Kiai Said di hadapan para koordinator wilayah (Korwil) program LKNUdari 21 provinsi, yang bersilaturahim dengan PBNU pada Selasa, (17/7) di gedung PBNU, Jakarta.



Redaktur : Mukafi Niam
Penulis    : Abdullah Alawi