Nasional

Korban Perundungan Bisa Menjadi Pelaku, Pendidikan Karakter Kunci Pencegahannya

Ahad, 9 April 2023 | 11:00 WIB

Korban Perundungan Bisa Menjadi Pelaku, Pendidikan Karakter Kunci Pencegahannya

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Aris Adi Leksono saat mengisi Tadarus Pendidikan di Kantor PCNU Jakarta Pusat, Jl Kramat Lontar No H 9, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2023). (Foto: Erik)

Jakarta, NU Online
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Aris Adi Leksono mengungkapkan korban kejahatan perundungan atau bullying di dunia pendidikan berpeluang menjadi pelaku bullying. Korban mungkin akan melakukan balas dendam setelah menjadi korban bullying. 


"Pelaku bullying adalah korban bullying sebelumnya. Kala praktik bullying tidak kita putus hari ini, maka akan terjadi turun-temurun. Maka kita harus putus mulai hari ini. Jangan ada lagi praktik-praktik bullying," ungkap Aris saat mengisi Tadarus Pendidikan di Kantor PCNU Jakarta Pusat, Jl Kramat Lontar No H 9, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2023). Kegiatan diadakan dalam rangka memperingati ulang tahun ke071 Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan Safari Ramadhan 1444 H.


Sekretrais Umum PP Pergunu itu menjelaskan praktik bullying terjadi di antara sesama peserta didik yakni ketika ada peserta didik yang lain dianggap memiliki kekurangan atau sering dijadikan objek permainan sehingga menimbulkan hiburan bagi peserta didik lainnya. Dari situ kemudian muncul sikap agresif dan merendahkan antar peserta didik. Menurutnya, pembinaan karakter menjadi sangat penting demi memutus praktik bullying.


"Pembinaan karakter menjadi sangat penting untuk memutus praktik bullying di satuan pendidikan dengan penguatan akhlak anak, spiritual anak, dan sikap sosial anak," ujarnya pada kegiatan yang bertajuk Menggerakkan Nilai Humanis-Religius di Satuan Pendidikan Kota Administrasi Jakarta Pusat.


Aris mengajak kepada para guru untuk menghapus dosa besar pendidikan yaitu intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan. Selain berdampak pada fisik, tiga dosa besar pendidikan juga berdampak pada psikis yang mempengaruhi perkembangan anak. Menurutnya, tantangan peserta didik saat ini menjadi sangat kompleks di tengah pesatnya media sosial.

 

"Peserta didik sekarang sudah ditantang dan dimanjakan oleh berbagai media sosial. Tantangan dari luar dan juga gesekan kehidupan sosial lebih besar sehingga mimpi guru pada murid tidak mudah terealisasi," tegas Aris.


Lebih lanjut, Aris menjelaskan guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga harus dapat membentuk karakter baik pada peserta didik. Para guru di satuan pendidikan bukan hanya membangun pengetahuan tetapi juga membangun peradaban, sehingga kebaikan yang dilakukan oleh peserta didik akan terus mengalir kepada para guru yang telah mendidik. 


"Bukan hanya mentransfer ilmu tetapi juga menstransfer akhlak. Hal itu akan menjadi nilai ibadah yang akan terus mengalir kepada guru yang telah mendidik," tutup Aris.


Pada kegiatan tersebut hadir pula perwakilan dari Wali Kota Jakarta Pusat Reza Pahlevi, Ketua  PCNU Jakarta Pusat KH Syaifuddin, Kasad Bimas Polres Jakarta Pusat, Ibrahim J. Sadjab dan sekaligus membagikan sejumlah kartu BPJS Ketenagakerjaan secara gratis.  


Kontributor: Erik Alga Lesmana
Editor: Kendi Setiawan