Nasional

Konflik Iran-AS Bisa Berdampak Naiknya Harga BBM di Indonesia

Rab, 8 Januari 2020 | 11:00 WIB

Konflik Iran-AS Bisa Berdampak Naiknya Harga BBM di Indonesia

Ilustrasi perang Iran dan AS (Ilustrasi: globalresearch.ca)

Jakarta, NU Online 
Konflik antara Iran dan Amerika Serikat yang saat ini masih berlangsung bisa berdampak buruk terhadap salah satu sektor penting di Indonesia, yakni harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab, konflik menyangkut negara dan kawasan pemilik minyak besar dunia. 

Ketua Cener For Energy Policy M Kholid Syeirazi mengatakan minyak Indonesia yang saat ini digunakan masyarakat, separuh lebih hasil impor. Karena itu, konflik di Timur Tengah yang saat ini terjadi menentukan harga minyak dunia dan bisa berimbas naiknya semua jenis BBM di Indonesia. 

“Ada kecenderungan minyak dunia naik, konstelasi di Timur Tengah menentukan harga minyak. Sekarang di kisaran 60 Dollar per barel bisa naik sampai 70 Dollar per barel,” katanya di Jakarta, Rabu (8/1) siang. 

Ia menuturkan, penurunan harga BBM oleh Pertamina cs sangat mungkin hanya berlangsung beberapa hari saja. Hal itu karena penurunan harga BBM disesuaikan dengan tren harga minyak dunia yang saat ini produksinya sebagian besar dilakukan oleh negara-negara di Timur Tengah seperti Iran. 

“Saya meyakini aksi koorporasi itu tidak akan bertahan lama karena nanti ada formula, ada rumusnya juga,” ucapnya. 

Jika BBM di Indonesia tidak dinaikan, maka perusahaan seperti PT Total Oil Indonesia, PT Shell Indonesia dan PT Pertamina Persero akan merugi. Harus diakui, Indonesia merupakan negara yang masih bergantung terhadap negara-negara yang memproduksi minyak dengan jumlah besar seperti negara-negara di Timur Tengah. 

“Kalau trend-nya harga minyak dunia naik, kemudian harga jualnya tidak disesuaikan rasionya, yang ada rugi bagi perusahaan dan perusahaan tidak mau rugi,” ucapnya. 

Namun, persoalan tersebut bisa dimonitor, tergantung konflik yang berlangsung di Timur Tengah apakah surut atau justru memanas. Timur Tengah masih menjadi negara-neagra penentu harga minyak dunia sebagai produsen terbesar minyak mentah. 

“Tiga puluh persen minyak mentah diproduksi oleh Timur Tengah,” tuturnya. 

Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Abdullah Alawi