Nasional

Konferensi Ulama Internasional Ditutup di Gedung Kanzus Shalawat

NU Online  ·  Jumat, 29 Juli 2016 | 06:26 WIB

Konferensi Ulama Internasional Ditutup di Gedung Kanzus Shalawat

Suasana penutupan konferensi di Kanzus Shalawat.

Pekalongan, NU Online
Perhelatan Konferensi Ulama Internasional bertajuk Bela Negara: Konsep dan Urgensinya dalam Islam resmi ditutup, Jumat (29/7) di Gedung Kanzus Shalawat majelis milik Habib Luthfi bin Yahya. Selain tamu undangan dan peserta juga diikuti setidaknya 5000 warga NU dari berbagai daerah.

Penutupan Konferensi Ulama Internasional bertepatan dengan majelis dzikir dan shalawat setiap kliwon yang sering diikuti oleh jamaah dari berbagai penjuru daerah. Hal inilah yang menyebabkan acara penutupan terlihat padat karena antusiasme warga yang ingin melihat 69 ulama thariqah dari 40 negara yang hadir dalam konferensi yang digelar sejak Rabu (27/7) tersebut.

Acara penutupan diawali dengan pembacaan dzikir dan shalawat thariqiyah. Kemudian dilanjut dengan pembacaan hasil konferensi berupa konsensus para ulama internasional terkait dengan konsep bela negara.

Pembacaan konsensus yang berisi 15 poin rekomendasi itu menarik ribuan masyarakat yang hadir di Majelis Kanzus Shalawat. Mereka yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat terlihat menyimak satu per satu rekomendasi yang dibacakan oleh ulama asal Syiria Syekh Muhammad Adnan Al-Afyuni didampingi seorang penerjemah.

Usai pembacaan poin-poin rekomendasi, dilanjutkan dengan sambutan dari Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini. Kemudian dilanjutkan dari pihak Kementerian Pertahanan RI Marsekal Muda Muhammad Faisal yang mewakili Menteri Pertahanan (Menhan) Riyamizard Riyacudu sekaligus menutup acara.

Setelah Muhammad Faisal memberikan sambutan, tibalah giliran Rais Aam Idarah Aliyah Jami’yah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya yang dalam sambutannya itu menyampaikan ikrar bela negara lalu secara serempak diikuti oleh ribuan masyarakat yang hadir. 

Sambutan terakhir disampaikan juga oleh ulama Syiria yakni Syekh Umar Muhammad Rajab Deeb yang menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara terdepan dalam hal peneguhan cinta tanah dan pembelaan terhadap negara. (Fathoni)