Banyuwangi, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj berpesan, menjadi pengurus NU di semua tingkatan harus berpegang teguh dua nilai utama, yakni amanah diniyah dan amanah wathaniyah.
"Konsep amanah diniyah, mengusahakan seorang pengurus benar-benar faqih (mengetahui) ilmu keagamaan. Mulai dari sejarah keislaman sampai dengan pondasi syariat islam. Sementara konsep wathaniyah ialah mengusahakan segenap pengurus untuk menjaga NKRI," tuturnya. Â
Hal tersebut disampaikan Kiai Said pada pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) NU 2018 di SMK Ibnu Sina, Desa Jalen, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi. Sabtu (21/04) pagi.
"Yang salah itu, bukan mereka yang dari etnis cina. Bukan dari Madura. Bukan dari Sunda dan lain sebagainya. Melainkan, yang salah ialah kaum dholimun orang-orang yang melanggar aturan-aturan. Baik aturan agama sampai dengan aturan kenegaraan. Ini harus dipahami. Karena kita harus merawat dan menjaga keberagaman NKRI untuk kemajuan bangsa dan negara. Ayo kita dakwah dengan nilai-nilai islam yang membawa rahmat," pinta Kiai Said.
Agenda lima tahunan ini juga dilangsungkan dengan pameran arsip, kitab, sampai dokumentasi jejak perjuangan NU di Banyuwangi awal hingga kini, yang dimotori oleh 'Komunitas Pegon'.Â
Komunitas yang bergelut di bidang kesejarahan perjuangan ulama mendirikan NU di Banyuwangi, yang diinisiasi oleh Ayunk Notonegoro bersama kawan-kawan. (M Sholeh Kurniawan/Muiz)