Balita di Sukabumi Meninggal Tubuh Dipenuhi Cacing, Menteri PPPA: Peringatan Serius Hak Anak
NU Online · Kamis, 21 Agustus 2025 | 14:00 WIB

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi. (Foto: dok. KemenPPPA)
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Raya, seorang bayi di bawah usia lima tahun (balita) di Sukabumi, Jawa Barat, viral karena sebelum meninggal tubuhnya dipenuhi cacing. Keluarganya mengungkap Raya sempat didiagnosis dokter tubercolosis (TBC).
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menyebut peristiwa ini sebagai peringatan serius tentang pentingnya pemenuhan hak anak, terutama di bidang kesehatan, pengasuhan, dan lingkungan hidup yang layak.
"Peristiwa ini amat sangat memilukan, penderitaan yang harus dialami anak itu bahkan sampai meninggal dunia," kata Arifa dalam keterangan diterima NU Online, Kamis (21/8/2025).
Arifah mengimbau pemerintah desa, pemerintah daerah, dan masyarakat sekitar wajib peduli pada setiap anak yang ada di lingkungannya sesuai mandat Undang-Undang Perlindungan Anak.
"Nurani dan akal sehat kita diingatkan bahwa pemenuhan hak anak adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya orang tua anak," jelasnya.
Arifah mengungkapkan, pengasuhan Raya tidak optimal karena ibunya diduga mengalami gangguan jiwa, sementara ayahnya menderita TBC. Kondisi lingkungan yang tidak sehat juga memperburuk situasi, sementara akses layanan kesehatan datang terlambat.
"Ini catatan kelam bagi kita semua yang tidak boleh terulang pada anak manapun,”jelasnya.
Arifah mendorong Pemerintah desa dan aparat desa untuk mengaktifkan kembali fungsi pelayanan dasar seperti posyandu, PKK, dan bidan desa agar lebih intens memantau kesehatan anak dan masyarakat.
Dinas kesehatan juga perlu memperkuat pengawasan dan pencegahan penyakit menular pada anak. Selain itu, keluarga dengan keterbatasan harus mendapat dukungan sosial yang lebih intensif.
"Masyarakat pun diharapkan ikut berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan serta mendukung layanan kesehatan anak, Wujud Kabupaten/Kota Layak Anak harus terlihat mulai dari state terendah yaitu desa dan kelurahan," pintanya.
Sebagai tindak lanjut, Kemen PPPA akan berkoordinasi lintas sektor dengan pemerintah daerah, dinas kesehatan, dan aparat desa untuk memastikan penanganan keluarga korban.
"Kita juga akan menguatkan peran komunitas dan aparat desa melalui edukasi tentang pentingnya pengawasan kesehatan anak dan kebersihan lingkungan, termasuk mendorong program Ruang Bersama Indonesia (RBI) hadir di tingkat kelurahan bahkan desa,” tukasnya.
Tak hanya Raya, kedua orang tuanya juga mengalami kesehatan yang buruk. Ibu Raya mengalami gangguan jiwa, sementara sang ayah mengalami TBC. Kedua orang tua Raya kini sudah dibawa ke Rumah Sakit Welas Asih untuk mendapatkan perawatan.
Kasus ini juga mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi yang menyebut akan menunda anggaran dana desa dari provinsi untuk Pemerintah Kabupaten Sukabumi lantaran kasus tersebut.
"Saya tunda yang tahun ini. Jadi tahun ini nggak saya kasih. Ya kita ini pasti kalau berpengaruh ya berpengaruh," ucap Dedi Mulyadi dilansir Republika.
"Ini warning bagi pemerintah Kabupaten Sukabumi dan pemerintah desanya, karena kasusnya di Sukabumi terlalu banyak yang saya tangani," ucapnya.
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua