Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengaku, sebagaimana umumnya warga NU, ia adalah orang yang sangat menghormati orang Arab, apalagi para habib, keturunan Rasulullah SAW. Mereka adalah orang-orang yang berperan dalam menyebarkan dan mengajarkan Islam di Indonesia.
“Saya hormat orang Arab, apalagi keturunan Rasulullah. Saya hormat Habib Luthfi, Habib Syech, hormat Habib Ali Kwitang, Habib Condet, saya cium tangan,” katanya di Gedung PBNU, Jakarta, Ahad (20/5) malam.
Kata kiai asal Cirebon ini memberi catatan bahwa dirinya menghormati habib yang sesuai dengan watak, perilaku Rasulullah SAW.
“Turunan Rasulullah sebagaimana Rasulullah. Tidak pernah mencaci maki orang. Tidak pernah sangar. Tidak menghasut dan provokasi,” lanjutnya.
Dalam hadits, kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah ini menyebutkan bahwa gambaran Rasulullah itu bermuka senyum, ramah, dan simpatik.
Ia mengaku telah membaca bolak-balik sejarah Islam. Hasilnya, tidak pernah menjumpai sikap Nabi Muhammad yang mentolerir kekerasan, apalagi membakar ibadah non-Muslim.
“Hatta Sayidna Umar yang galak itu,” tegasnya.
Ketika Sayidina Umar bin Khatab, terangnya, dan pasaukan Islam tiba di Palestina, ia memasuki sebuah gereja. Kemudian saat ia masih di dalam, tibalah azan ashar. Ketika hendak mendirikan shalat, ia keluar dari gereja itu.
“Kenapa tidak shalat di dalam saja?” tanya salah seorang pasukannya waktu itu.
“Saya khawatir kalau saya shalat di dalam gereja, umat islam yang akan datang merebut gereja ini dengan alasana bekas shalatnya Umar,” jawab Umar.
Kiai Said menganjurkan agar umat Islam membaca sejara Nabi Muhammad dan para sahabatanya dengan cermat. (Abdullah Alawi)