Gresik, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama berharap agar masyarakat, khususnya warga NU untuk mewaspadai gerakan radikal. Karena hal tersebut akan mengancam keutuhan sebuah bangsa. Sebagai solusi, persatuan dan kesatuan berbagai elemen bangsa harus diperkuat.
Hal ini disampaikan KH Said Aqil Siroj saat berada di Bawean, Gresik, Jawa Timur. “Sejak 1915, ketika negara-negara Islam masih dipimpin Dinasti Ottoman Turki, Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari sudah merekomendasikan jargon hubbul wathan minal iman atau nasionalisme bagian dari iman,” katanya sebagaimana dilansir Sindonews, Rabu (21/2).
Dalam pandangan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah tersebut, sejak itu pula, persoalan nasionalisme di Indonesia sudah tuntas. “Tujuan NU itu membangun persaudaraan sesama manusia, mempertahankan Islam yang benar, Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, menjaga keutuhan NKRI,” kata Kiai Said pada forum dialog kebangsaan bertajuk Menjaga NU Menjaga NKRI.
Dan untuk dapat memastikan hal tersebut, warga NU harusnya menjadi teladan dengan menghormati keberagaman, kerukunan sebangsa, kerukunan sesama Muslim dan sesama manusia. “Kita harus tetap menjaga ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah," tuturnya.
Dakwah di Medsos
Narasumber lain yakni Djazilul Fawaid, mengemukakan bahwa gencarnya arus globalisasi dan digitalisasi, berbarengan dengan masuknya berbagai ideologi. Tidak peduli apakah ideologi tersebut bertentangan dengan empat pilar Indonesia yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.
Untuk menghadapi itu, menurut Koordinator Nasional Nusantara Mengaji tersebut dituntut komitmen bersama terutama NU agar menjaga keutuhan bangsa dan negara. "Perjuangan ulama dan santri NU jangan sampai dilupakan," katanya.
Menurut anggota DPR RI ini, ketidaksigapan dan kelengahan yang akhir-akhir ini melanda generasi muda, diakui atau tidak berdampak munculnya radikalisme agama baru ke permukaan.
Untuk mengantisipasi itu, anak muda NU termasuk Ansor harus bergerak sebagai garda terdepan menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. “Ansor tidak boleh lengah dan gagap dengan teknologi," katanya.
Djazilul juga mengajak anak muda NU dan Ansor melalukan dakwah di internet dan media sosial (medsos). Karena menurutnya, butuh upaya lebih aktif dari para generasi muda NU, tak terkecuali kader Ansor agar mengisi medsos dengan konten positif yang menggemakan Islam moderat dan rahmatan lil alamin.
"Penguasaan medsos mampu menyentuh domain dan dunia selama ini belum begitu kita sentuh," ungkapnya. (Red: Ibnu Nawawi)