Kiai Said: NU Beragama Total, Berbudaya Maksimal!
- Selasa, 18 Februari 2020 | 12:24 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan eksistensi martabat bangsa adalah budaya. Kalau budaya hancur, maka martabat bangsa akan hancur. Ia kemudian memperkuat pernyataannya dengan mengutip sebuah syair berbahasa Arab wa innamal umamul akhlaqu ma baqiyat fa inhumu dzahabat akhlaquhum dzahabu.
“Eksistensi martabat sebuah umat tergantung budayanya. Kalau budayanya hancur, martabat umatnya akan rendah, akan hancur,” katanya pada pembukaan kaderisasi Lesbumi pertama bernama Asrama Saptawikrama (Astawikrama) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (17/2).
Berdasarkan syair teersebut, Kiai Said menjelaskan, faktor budaya sangat besar dalam kemajuan sebuah bangsa. Sebuah negara yang membangun budayanya dengan kuat terbukti maju seperti Jepang, Tiongkok, Thailand dan negara-negara lain.
Anehnya, kata dia, ada negara-negara yang kuat agamanya tapi perilaku budayanya hancur, saling berperang sesama warga sesama seagama dan sebudaya seperti di Suriah, Irak, Somalia, Lebanon, Afghanistan dan negara-negara lain.
Menurut dia, hal itu akibat gagal menjalankan budaya hidup bersama dalam perbedaan. Mereka melakukan peperangan yang kini sudah berlangsung 40 tahun, telah menewaskan jutaan orang.
Di tengah bangsa yang seperti itu, akan sulit melahirkan pemikir atau ilmuan besar. “Bagaimana bisa melakukana penelitian, shalat Jumat, bom meledak, di Suriah Syekh Ramadhan Al-Buthi, yang kemarin putranya hadir di Munas NU Banjar, lagi ngaji tafsir, bukan lagi kampanye partai, dibom,” katanya.
Oleh karena itu, Kiai Said mengajak untuk bersama-sama membangun Indonesia dengan semboyan yang kerap ditegaskan di berbagai forum dan ceramahnya, “beragama total, berbudaya maksimal”.
“Mari kita sama-sama ucapkan “beragama total, berbudaya maksimal”” ajaknya kepada para seniman NU itu sambil mengangkat tangan kanannya.
Menurut Kiai Said, keadaan Timur Tengah seperti itu membuka kemungkinan Indonesia menjadi kiblat kebudayaan, peradaban, karakter, umat Islam dunia. “Indonesianya yaitu Nahdlatul Ulama,” katanya ,”Semuanya datang ke PBNU, aduh sampai capek kita, semua dubes datang, Grand Syekh Al-Azhar datang, Suni datang, Amerika, Inggris, Australi datang,” jelasnya.
Menurut dia, dunia terterik terhadap NU karena sebagai kelompok mayoritas yang mengayomi kelompok minorittas.
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Alhafiz Kurniawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Tags:
Terkait
Nasional Lainnya
Terpopuler Nasional
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-
9
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Ahmad Rifaldi | Sabtu, 3 Jun 2023
Kritik Sayyid Usman soal Nasab dan Pandangannya tentang Ahlul Bait
-
- Muhammad Syakir NF | Jumat, 2 Jun 2023
Kesetaraan di Pesantren dalam Film Hati Suhita
-
- Arief Rosyid Hasan | Kamis, 1 Jun 2023
Ekologi Spiritual: Merawat Jagat, Mereformasi Bumi
Berita Lainnya
-
Kunjungi Siskohat, Irjen Kemenag Pertegas Pelayanan Haji Dilakukan Seoptimal Mungkin
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Lantik Auditor, Irjen Harap Jadi Pemecah Masalah
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Pertamina Dukung Penyelenggaraan 'Lagi-Lagi Tenis' Bersama Rans Entertainment
- Nasional | Ahad, 4 Jun 2023
-
Pemangku Kepentingan Bidang Ketenagkerjaan Deklarasikan Komitmen Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
- Ketenagakerjaan | Kamis, 1 Jun 2023
-
Ajang Inovasi 2023, Pertamina Catat Penciptaan Nilai Hingga Rp12 Triliun
- Nasional | Kamis, 1 Jun 2023
-
Polteknaker Harus Terus Berinovasi Wujudkan SDM Unggul
- Ketenagakerjaan | Rabu, 31 Mei 2023
-
Langkah Pertamina Siapkan SDM untuk Transisi Energi
- Nasional | Rabu, 31 Mei 2023
-
Indonesia Dukung Reformasi Ketenagakerjaan Negara-negara Timur Tengah di Bidang Penempatan Tenaga Kerja
- Ketenagakerjaan | Selasa, 30 Mei 2023
-
Menaker Jelaskan Pentingnya Keberadaan LKS Tripnas dan Depenas
- Ketenagakerjaan | Selasa, 30 Mei 2023