Nasional

Kiai Said Minta Wisudawan Unusia Lanjutkan Studi ke Jenjang Berikutnya

Sab, 14 Desember 2019 | 08:08 WIB

Kiai Said Minta Wisudawan Unusia Lanjutkan Studi ke Jenjang Berikutnya

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan orasi ilmiah pada Rapat Senat Terbuka Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Wisuda Diploma, Sarjana, dan Magister di Kampus Unusia, Parung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/12). (NU Online/Syakir NF)

Bogor, NU Online
Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) mewisuda 267 mahasiswanya dari jenjang diploma, sarjana, hingga magister di Kampus Unusia di Parung, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (14/12).
 
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj meminta agar para wisudawan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. "Teruskan S2 ya. Teruskan S3. Supaya haus ilmu," katanya.
 
Pasalnya, ia menegaskan bahwa keilmuan yang baru didapatkan saat ini belum seberapa dibanding pengetahuan Allah SWT yang begitu luas itu.
 
"Apa yang kamu ketahui ilmu pengetahuan itu hanya sedikit dari ilmu Allah. Apalagi ilmu Allah, ilmu ulama juga baru seberapa," jelas Guru Besar Ilmu Tasawuf itu.
 
Sebut saja Imam Syafi'i yang menguasai Fiqih, Ushul Fiqih, hingga sastra. Kiai Said juga menyebut Imam Ghazali yang begitu ahli dalam bidang filsafat dan tasawuf. Belum lagi Ibnu Sina yang yang menguasai pengetahuan umum juga.
 
"Yang saya ketahui sedikit. Masih banyak yang belum saya ketahui," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan itu.
 
Menurutnya, wisuda hanyalah pintu gerbang rumah pengetahuan yang sesungguhnya. "Wisuda ini baru mukaddimah yang mengantarkan Anda ke rumah pengetahuan. Pintu baru dibuka," katanya.
 
Di samping itu, Kiai Said juga mengingatkan bahwa tidak ada istilah mantan guru atau bekas dosen. Sampai kapanpun, mereka adalah dosen dan guru. "Tidak ada mantan guru, bekas dosen. Inilah dosen-dosenmu," ujarnya.
 
Anggapan demikian, katanya, menjadikan ilmu anda tidak bermanfaat. Kiai Said sendiri selalu menganggap guru-gurunya sejak sekolah dasar itu betul-betul sebagai gurunya. Merekalah yang mengenalkannya huruf-huruf hingga mampu membaca.
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin