Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) mempunyai tanggung jawab mengembangkan NU secara intelektual. Lebih dari itu, kehidupan kemanusiaan akan lebih baik jika ilmu dilandasi dengan iman.
“ISNU bertanggung jawab mengembangkan NU secara intelektual untuk mewujudkan kehidupan kemanusiaan yang lebih baik. Namun, ilmu penting dilandasi dengan iman,” ujar Kiai Said saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Kongres II ISNU, Kamis (24/8) di Istana Negara Jakarta.
Menurutnya, adanya ISNU menggambarkan bahwa kebenaran harus dilengkapi dengan ilmu pengetahuan. Hanya orang-orang yang berilmu yang mampu mencapai kebenaran.
“Tanpa ilmu, mustahil akan muncul kebenaran yang proporsional. Ilmu penting untuk mencapai kejayaan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, betapa dengan ilmu para ilmuwan dan penemu Muslim mampu mewujudkan kejayaan Islam. Dari penemuan tersebut, berkembang ilmu dan pengetahuan seperti saat ini.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini juga menegaskan pentingnya iman yang harus melandasi sebuah ilmu.
“Tanpa dilandasi iman, ilmu berpotensi menjerumuskan manusia,” terang Kiai Said.
Sementara itu, Ketua Umum PP ISNU H Ali Masykur Musa mengatakan, bahwa para intelektual yang tergabung di dalam ISNU memiliki semangat nasionalisme yang tinggi, yakni untuk mendedikasikan kemampuan intelektualnya bagi bangsa dan negara.
"Kami dedikasikan ISNU untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia agar lebih maju, bemartabat, dan berperadaban di bawah kepemimpinan Bapak Joko Widodo yang akan kembali maju dalam Pemilihan Presiden 2019 berpasangan dengan Kiai Ma'ruf Amin," kata Ali saat menyampaikan sambutannya.
Menurut Ali, ISNU memiliki ratusan guru besar dan doktor dari berbagai latar belakang ilmu pengetahuan yang menjadi anggota dan aktif di bawah naungan organisasinya.
"Terdapat lebih dari 350 Guru Besar dari berbagai ilmu pengetahuan yang menjadi anggota dan aktif di ISNU. Selain itu, ISNU juga memiliki lebih dari 900 Doktor dari berbagai ilmu pengetahuan, belum lagi para lulusan Magister dan Sarjana yang tak terbilang jumlahnya," terang Ali.
Kongres II ini diikuti oleh seluruh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang se-Indonesia yang bertempat di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, Jawa Barat, dengan tema Pembangunan Inklusif dan Islam Nusantara Menyongsong se-Abad Indonesia sebagai Negara Kesejahteraan Pancasila.
Selain dihadiri para peserta Kongres, acara pembukaan tersebut juga dihadiri Presiden Joko Widodo dan para menteri kabinet kerja, serta Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. (Fathoni)