Nasional

Kiai Miftachul Akhyar Ajak Nahdliyin Semarakkan Dakwah melalui Medsos

Kam, 14 Oktober 2021 | 15:00 WIB

Kiai Miftachul Akhyar Ajak Nahdliyin Semarakkan Dakwah melalui Medsos

Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. (Foto: Dok. NU Online)

Jakarta, NU Online
Proses digitalisasi kehidupan di Indonesia kian terasa pesat seiring adanya pandemi Covid-19. Pandemi mendorong masyarakat lebih banyak menggunakan media sosial (medsos) sebagai sarana berkomunikasi daring daripada komunikasi tatap muka. 


Terkait hal ini, Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengatakan bahwa proses digitalisasi tersebut merupakan salah satu hikmah yang ada selama berlangsungnya Covid-19. 


Kiai Miftach berpesan kepada warga Nahdliyin untuk terus menyemarakkan dan mengembangkan dakwah melalui medsos. Maraknya minat masyarakat mengakses informasi keagamaan melalui medsos merupakan peluang besar bagi para pendakwah untuk terus menyampaikan pesan melaluinya. 


“Masa orang yang tidak beriman adanya akhirat, adanya nikmat dan siksa kubur yang gaib, dia justru pegang kendali perihal online ini. Oleh karena itu, semarakkanlah pengajian online,” ujar Kiai Miftach pada pengajian di TVNU, dilihat NU Online, Kamis (14/10/2021).


Sebelum pandemi, lanjut Kiai Miftach, majelis pengajian yang diikuti oleh banyak jamaah biasa dihelat secara luring. Kemudian berubah menjadi pengajian daring selama pandemi, dan medsos menjadi instrumen yang digandrungi untuk mengakses informasi keagamaan. 


“Perubahan ini harus tetap digarap meski pandemi kian melandai. Walaupun wabah penyakit ini segera meninggalkan kita, kita jangan tinggalkan (pengajian) online,” ujar pengasuh Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya tersebut.


Potensi dakwah digital
Melansir data dari HootSuite, disebutkan bahwa penetrasi pengguna internet di Indonesia sendiri sangatlah besar. Per Januari 2020, tercatat sejumlah 175,4 juta atau setara dengan 64 persen dari total penduduk Indonesia menggunakan internet. Dari 175,4 persen tersebut 93,5 persen di anaranya aktif di media sosial. 


Konsumsi internet masyarakat Indonesia per hari berada di durasi 4-6 jam. Sedangkan untuk kategori addicted users, mereka diketahui mengakses internet lebih dari 7 jam dalam sehari. Selain itu, kenaikan tersebut tidak hanya terjadi pada kelompok penduduk usia muda, Gen Z dan Mienial, tetapi juga pada generasi yang lebih tua seperti Gen X dan Baby Boomers. 


Data penggunaan internet tersebut menunjukan betapa besarnya potensi penyebaran dakwah jika dilakukan melalui ranah digital. Adanya pandemi tidak menurunkan semangat dakwah, namun sebaliknya bisa menjadi awal kebangkitan dakwah islam di era digital. 


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori