Nasional

Kiai Masjkur Mestinya Jadi Pahlawan Tanpa Hisab

NU Online  ·  Ahad, 20 Mei 2018 | 22:00 WIB

Kiai Masjkur Mestinya Jadi Pahlawan Tanpa Hisab

Ahmad Khoirul Anam (kiri) dan H Abdul Mun'im DZ (kanan)

Tangerang Selatan, NU Online
KH Masjkur saat ini menjadi salah satu nama terkuat yang bakal diberi gelar pahlawan nasional. Tentu, ia dan keluarganya tidak menginginkan hal tersebut. Tetapi, sejarahwan H Abdul Mun'im DZ menyebutnya penting demi sejarah.

Hal ini ia ungkapkan saat menjadi narasumber dalam kajian manaqib ulama Nusantara seri 1 dengan tema KH Masjkur: Panglima Para Kiai Pejuang Kemerdekaan RI di Islam Nusantara Center, Ciputat, Tangerang Selatan, Ahad (20/5). Bahkan, ia mengatakan bahwa Kiai Masjkur harusnya menjadi pahlawan tanpa harus ada pengusulan lebih dahulu.

"Mestinya Kiai Masjkur jadi pahlawan tanpa hisab," tegasnya.

Sebab, jasanya bagi negara tak lagi terbantahkan. Ia ditunjuk oleh gurunya, KH Hasyim Asy'ari, bersama putra gurunya KH Abdul Wahid Hasyim untuk menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dari sini, ia turut menghasilkan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

"Kiai Masjkur paling aktif dalam perdebatan perumusan dasar negara," kata kiai yang akrab disapa Mas Mun'im itu.

Selain itu, kiai yang pernah tinggal di Pesantren Jamsaren, Solo itu juga diterjunkan langsung dalam peperangan memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kiai Masjkur tercatat pernah menjadi panglima Sabilillah saat pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Mas Mun’im yang juga Wakil Sekretaris Jenderal PBNU ini juga menceritakan bahwa salah satu target Agresi Militer I tahun 1947 adalah markas Sabilillah yang berada di Malang. Kiai Masjkur ikut bertempur menghadang itu. Pada agresi Belanda tersebut Kiai Masjkur menghadapinya selama tiga bulan bersama pasukan dari Sabilillah dan Hizbullah, lanjutnya.

"Beliau turun gelanggang menghadapi tentara sekutu," ujarnya.

Pada tahun 1956, menurut Mas Mun'im, Kiai Masjkur aktif sebagai anggota Konstituante dari Partai Nahdlatul Ulama. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi Ketua Umum PBNU.

Dari deretan perjuangannya itu, penulis buku Fragmen Sejarah NU itu tak segan menyebut Kiai Masjkur sebagai pejuang lapangan dan konseptor.

"Beliau selalu membawa tugas berat baik di negara maupun PBNU," tuturnya,

Tim Pencari Pahlawan
Melihat pengusulan tokoh tertentu untuk menjadi pahlawan nasional, Mas Mun'im menyayangkan langkah pemerintah. Ia mengingatkan, mestinya pemerintah punya tim sejarah tersendiri guna menentukan siapa yang pantas menjadi pahlawan.

"Tidak perlu ngusulin kalau pemerintah punya tanggung jawab," tegasnya dalam diskusi yang dipandu jurnalis senior NU Online Ahmad Khoirul Anam itu.

Bukan malah sebaliknya, rakyat yang mencari pahlawannya dan mengajukan ke pemerintah. Terlebih orang-orang NU yang ikhlas berjuang, tentu segan mengajukan hal demikian. (Syakir NF/Ibnu Nawawi)