Kiai Malik: Korupsi Terkait Persoalan Kesusilaan
NU Online · Jumat, 23 November 2012 | 07:00 WIB
Jakarta, NU Online
Tindakan korupsi sangat terikat dengan persoalan akhlak. Tindakan korupsi menandakan sejauh mana kualitas akhlak sebagai moral-kesusilaan yang melekat dalam diri seseorang. Karena, korupsi merupakan sebuah wujud nyata dari gagasan moral yang abstrak.
<>Hal ini ditegaskan Katib Aam PBNU KH. Malik Madani, salah seorang narasumber dalam diskusi ‘Meneguhkan Gerakan Agama Antikorupsi’ yang diselenggarakan Lakpesdam NU di gedung PBNU, Kamis (22/11) petang.
“Tindakan apapun pada dasarnya merupakan bentuk nyata dari kesusilaan orang yang bersangkutan,” kata Kiai Malik yang duduk di antara tokoh Agama Katolik, Agama Konghucu, dan penasihat KPK sebagai narasumber.
Menurut Kiai Malik, pengertian akhlak direduksi menjadi sekadar tata krama dalam berinteraksi dengan orang lain. Meski begitu, Kiai Malik tidak menampik bahwa tata krama juga bagian dari akhlak.
Merujuk kepada kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Ghazali, Kiai Malik menjelaskan bahwa pengertian akhlak lebih menunjuk kepada gagasan-gagasan moral. Akhlak merupakan suara suci hati yang menancap kuat dalam benak manusia.
Kalau pemahaman akhlak dikembalikan kepada pengertian tersebut, niscaya masyarakat secara serempak akan memberikan sanksi sosial terhadap pelaku korupsi sebanding dengan yang telah melanggar norma-norma kesusilaan yang dijunjung tinggi oleh suara hati kolektif, imbuhnya.
Inilah yang menjadi seruan dasar pengutusan para rasul. Kiai Malik membacakan hadis Rasulullah SAW dengan tiga riwayat sekaligus, “Innama bu‘itstu li utammima makarimal akhlak, ‘wa fi riwayatin’ mahasinal akhlak, ‘wa fi riwayatin’ hasanal akhlak.”
“Kata Rasulullah, Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak, pada lain riwayat, kebaikan akhlak, dan pada riwayat lain, untuk keluhuran akhlak, yaitu akhlak yang bermakna sebagai kesusilaan dan keluhuran budi pekerti sesuai dengan suara suci hati manusia,” tutupnya.
Redaktur : Hamzah Sahal
Penulis : Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
Terkini
Lihat Semua