Nasional

Kiai Bukhori: Belajar pada Ulama, Hindari Pemahaman Agama Keliru

Sel, 6 April 2021 | 11:45 WIB

Kiai Bukhori: Belajar pada Ulama, Hindari Pemahaman Agama Keliru

Sekretaris LD PBNU, KH Bukhori Muslim. (Foto: dok NU Online)

Jakarta, NU Online
Sekretaris Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Mochammad Bukhori Muslim mengajak masyarakat mengaji kepada para ulama yang sudah benar-benar menguasai ilmu agama, ilmu Al-Qur'an, dan ilmu hadist. Hal ini untuk menghindarkan diri dari anggapan yang tidak sesuai syariat.

 

Misalnya, menghindari dari anggapan bahwa bunuh diri demi melawan orang-orang zalim itu dibenarkan. Padahal hal ini sudah dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, wa man qatala nafsahu bi-hadidatin 'uzziba bihi fi nari jahannama. Artinya, barangsiapa bunuh diri dengan besi maka besi itu di neraka akan ada di tangannya, lalu besi itu akan ditusuk-tusuknya ke dalam perutnya sendiri, ke tubuhnya sendiri di neraka kekal selama-lamanya.

 

"Hadist ini juga menerangkan barangsiapa minum racun kemudian mati maka nanti di neraka racun itu akan diminum terus selama-lamanya di neraka jahanam. Barangsiapa bunuh diri menjatuhkan dirinya dari gunung ke jurang, maka dia akan jatuh terus di neraka jahanam, selama-lamanya di neraka," terang Kiai Bukhori, Selasa (6/4).

 

Dari hadis ini, lanjut Kiai Bukhori, jelas bunuh diri itu dilarang, apalagi untuk alasan membela agama. Menurutnya hal ini perlu dijelaskan dengan benar dalam pengajian. "Kita tidak pernah tahu ada ajaran boleh membunuh orang, kecuali memang dalam perang, orang ini mau membunuh kita," tuturnya.

 

Ia juga mencontohkan salah satu kisah sahabat Nabi, Ali ketika berada di medan perang berhadapan dengan seorang pemimpin kafir Quraisy yang jago main pedang. Lalu dihadapi oleh Ali, pemimpin ini telah membunuh banyak sahabat. Orang Quraisy ini jatuh terpelanting ke bawah pedangnya terlempar jauh lalu dihunus oleh Ali.

 

"Apa yang dia lakukan? Orang kafir ini meludahi muka Ali. Tetapi Ali ra justru melepaskan orang kafir itu. Maka sahabat pun protes, "Ali, orang itu sudah kalah sudah membunuh banyak sahabat. Kenapa tidak engkau bunuh?" Ali pun menjawab, "Saya takut membunuh bukan karena Allah tapi karena emosi,'" Kiai Bukhori mengisahkan.

 

Dari kisah tersebut, Kiai Bukhori memberikan simpulan bahwa membunuh di medan perang karena emosi saja tidak dicontohkan, apalagi membunuh tapi karena emosi dan dendam. Sebab hal ini jelas dilarang di dalam agama.

 

"Mudah-mudahan kita diselamatkan oleh Allah dari pengetahuan-pengetahuan yang sesat, ilmu-ilmu yang tidak benar. Marilah saudaraku kita mengkaji pada guru-guru kita yang mampu memahami Al Qur'an dan hadits dengan sebaik-baiknya yang sanadnya sampai ke Rasulullah SAW," harapnya.

 

Kontributor: Abdullah Faqihuddin Ulwan