Gus Muwafiq Jelaskan Bukti-bukti Walisongo Penyebar Islam di Nusantara
NU Online · Kamis, 1 April 2021 | 03:15 WIB
Semarang, NU Online
Kiai muda Nahdlatul Ulama sekaligus pendakwah kondang KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) memberikan tausiyah kebangsaan di Universitas Islam Negri (UIN) Walisongo Semarang, Rabu (31/03). Ia menjelaskan sejarah singkat penyebaran Agama Islam ketika masuk ke Nusantara.
Menurut Gus Muwafiq penyebaran Islam ke Nusantara tidak terlepas dari peran para Walisongo sebagai aktor peletak Islam. Namun, seiring berkembangnya zaman banyak orang yang membuat definis baru soal dakwah Walisongo, sehingga mereka hanya dianggap sebagai legenda.
Gus Muwafiq berpendapat, hanya beberapa orang yang bisa mendefinisikan peran dan perjuangan Walisongo dalam menyebarkan Agama Islam sehingga hal tersebut dianggap rumit akhirnya banyak orang mendefinisikan sendiri.
"Banyak orang tidak bisa mendefinisikan wali karena terminologinya sedemikian sulit. Maka akhirnya ada yang membuat definisi baru dengan terminologi baru," tegas kiai berambut gondrong itu.
Gus Muwafiq menjelaskan dampak negatif dari penjelasan tersebut adalah munculnya pemahaman bahwa Walisongo hanya dongeng belaka bahkan semua kisah dan perjuanganya dianggap fiktif. Selain itu Gus Muwafiq menganggap ada kesalahan sejarah apabila pembawa Agama Islam ke Nusantara adalah para saudagar.
"Salah satu contohnya adalah bahwa wali itu bukan bagian dari penyebar Islam tapi penyebar Islam adalah saudagar sehingga Walisongo itu terancam fiktif sehingga sebagian orang menganggap Walisongo itu tidak ada," ungkap kiai asal Lamongan itu.
Menurutnya apabila Walisongo itu tidak ada dan yang menyebarkan Agama Islam adalah para saudagar maka umat Islam tidak akan banyak seperti sekarang ini. Alasannya karena agama Hindu memiliki struktur sosial yang kental yaitu soal kasta. Kasta yang paling tinggi adalah Brahmana yaitu kelompok yang berhak membicarakan agama. ementara para pedagang atau saudagar menempati kasta ke tiga yaitu Sudra. Oleh karena itu sangat tidak mungkin apabila kelompok sudra bisa membicarakan agama, sebab orang Hindu tidak menerima diajari agama oleh Sudra.
"Dalam pikiran saya yang di Islamkan adalah orang Hindu. Orang Hindu itu punya spesifikasi yang unik karena punya kasta, kasta yang tertinggi adalah kasta Brahmana yang berbicara soal agama. Sementara para saudagar itu menempati kasta ketiga. Jadi saudagar itu sekaya apa pun ia tetap sSudra dan Sudra tidak boleh ngomong agama. Makanya menjadi sangat aneh apabila kalau penyebar Islam itu saudagar karena orang hindu tidak mau kalau diajari sudra," lanjut Gus Muwafiq.
Lebih lanjut, Gus Muwafiq berpesan kepada para mahasiswa untuk terus melanjutkan perjuangan Walisongo dalam menyebarkan Agama Islam yang damai, santun dan menyejukkan. Karena akhir-akhir ini banyak pemahaman yang menjauhkan dengan amalan Islam yang rahmatan lil alamin. Oleh karena itu demi menghidupkan sejarah ia berpesan untuk sering berziarah kepada Walisongo.
Kontributor: Abdullah Faiz
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua